Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Bila Anak Ingin Mengikuti Demo
Pasca demo menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di Gedung Negara Grahadi, Surabaya pada Kamis, 8 Oktober 2020 lalu. Polisi banyak mengamankan anak di bawah umur yang juga terlibat dalam aksi demo.
Alhasil, orang tua dari anak-anak tersebut harus menjemput anaknya yang diamankan pihak berwajib. Berbagai reaksi pun ditunjukan orang tua dalam proses penjemputan tersebut.
Menurut, psikolog klinis SDM Reisqita Vadika, M.Psi, saat dihidapkan dalam situasi di atas, yang paling penting ialah orang tua harus memikirkan tentang mindset anak.
"Bagaimana dia memaknai pengalaman yang ia hadapi. Kalau ada pengalaman kurang tepat orang tua harus memberikan wawasan dan memberikan kesempatan yang baru," kata Qiqi, panggilan akrab Reisqita Vadika kepada Ngopibareng.id.
Qiqi mengatakan, orang tua juga harus bisa mengontrol emosi dan membicarakan hal tersebut secara baik-baik.
"Sebaiknya memang berbicara di rumah, jangan berbicara atau memarahi anak di depan umum. Supaya anaknya juga tak malu. Masak di depan publik disudutkan orang tua," imbuhnya.
Hal ini pun juga bisa menjadi pembelajaran orang tua dan anak, ujar Qiqi. Orang tua juga harus bisa mengedukasi anak tentang apa yang mereka lakukan dan resikonya seperti apa.
Kebanyakan anak yang ikut demo sebenarnya tidak tahu inti dari Omnibus Law Cipta Kerja itu seperti apa. Tapi kemungkinan diajak teman atau pergaulan memaksa mereka untuk ikut.
"Peran orang tua ya mengedukasi. Orang tua bisa menanyakan apa yang mau didemokan kalau belum paham orang tua harus memberikan edukasi. Ini loh yang dipermasalahkan," jelas Qiqi.
Qiqi juga memberi tips untuk para remaja yang ingin mengikuti demo sebaiknya banyak membaca apa duduk permasalahan yang diusung.
"Banyak baca yang kredibel. Sumbernya juga harus jelas. Jadi pas demo dia tau apa yang mau disuarakan, bekal sebelum turun ke jalan sangat penting," tutupnya.