Ini Upaya Pemkot Surabaya Tangani Busa di Sungai Kalisari
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Agus Hebi Djuniatoro memastikan busa atau bui yang memenuhi aliran sungai Kalisari, Mulyorejo, Surabaya beberapa waktu lalu berasal dari limbah rumah tangga atau limbah domestik warga.
"Sudah dilakukan uji laboratorium dengan ITS hasilnya ternyata memang bukan dari limbah pabrik, tapi dari limbah sabun detergen dari rumah tangga mandi, mencuci baju, mencuci piring yang dibuang ke sungai," kata Hebi dihubungi Jumat, 5 Agustus 2022.
Hebi menambahkan, DLH telah melakukan upaya penanggulangan dengan menginventaris kegiatan usaha yang berada di sungai atau bantaran kali. Kegiatan ini sebagai upaya jangka pendek mengurangi pencemaran.
"Kami juga akan melakukan pengecekan pengelolaan limbah dan berkoordinasi dengan PU agar tidak terlalu kencang ketika memompa air. Sebab, hal tersebut yang dapat memunculkan busa yang berlebihan," kata Hebi.
Hebi menjelaskan, ketika musim kemarau debit air di sungai akan berkurang, sehingga tidak ada pengenceran seperti saat musim hujan.
"Air bekas dipakai mandi, cuci pakaian, cuci piring salurannya jadi satu. Semuanya dibuang ke kali. Kalau musim tidak ada busa karena ada pengencernya. Tapi kalau musim kemarau ini ketika diaduk pasti muru, karena pengencernya tidak ada," kata Hebi.
Lanjut Hebi, ke depan DLH berencana membuat Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) komunal untuk limbah domestik masyarakat. Pembuatan IPAL komunal tersebut akan bekerja sama dengan OPD dan ITS.
"Kalau tempat usaha dan lainnya kan sudah ada IPAL-nya, yang belum kan untuk masyarakat ini," ungkapnya.
Lanjut Hebi, selain IPAL komunal DLH juga menanam enceng gondok di sekitar bantaran kali yang dekat dengan pemukiman warga. Sebab, tanaman tersebut bisa menyerap polutan yang ada.
Menurut Hebi, di Surabaya sebenarnya sudah ada beberapa pemukiman yang memiliki IPAL komunal. Tapi memang belum menyeluruh.
"Di Surabaya pernah dibuatkan Cipta Karya. IPAL komunal memang harus ada di tepi-tepi sungai, karena banyak warga yang membuang limbahnya langsung ke sungai tanpa melalui IPAL," kata Hebi.
"Nanti untuk IPAL komunal ini kami bekerja sama dengan PU dan Cipta Karya," imbuhnya.