Lima Ribu Lulusan SD Surabaya Tak Bisa Sekolah, Ini Upaya Pemkot
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya memastikan seluruh anak lulusan Sekolah Dasar (SD) bisa melanjutkan pendidikan di seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kota Pahlawan, kendati berdasar perhitungan ada kelebihan 5.135 lulusan yang tidak dapat tertampung karena kuota sekolah yang terbatas.
Berdasar data, daya tampung SMP Swasta/Mts hanya dapat menampung 23.232 siswa, sedangkan SMP Negeri dapat menampung 18.208. Sehingga, total daya tampung yang ada 41.440. Padahal jumlah lulusan SD yang ada 46.575 siswa, sehingga masih ada selisih 5.135 siswa yang terancam tak bisa melanjutkan sekolah.
Hal ini terjadi karena ada aturan dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah mengatur jumlah rombongan belajar (rombel) dalam satu sekolah sebanyak 33 rombel, di mana satu rombel terdapat 32 siswa.
Untuk mengatasi itu, Dispendik Kota Surabaya memberikan peluang kepada sekolah swasta untuk bisa menerima siswa yang tersisa. Dengan menambah jumlah siswa dalam satu kelas.
"Setelah kami rapatkan dengan sekolah swasta, mereka sudah menyanggupi untuk menerima itu (5.135 siswa), apabila swasta tidak bisa menerima itu maka pemerintah yang hadir untuk menyekolahkan anak-anak itu di sekolah negeri," kata Kepala Dispendik Surabaya, Supomo.
Supomo melanjutkan, sekolah negeri harus bisa menyerap sisa dari siswa yang tidak tertampung di swasta untuk memenuhi hak anak wajib belajar sampai tuntas. Meski hal tersebut membuat daya tampung bertambah. "Otomatis membuat daya tampung kami bertambah. Pemerintah harus hadir menyelamatkan anak-anak itu agar bisa sekolah," tegasnya.
Kepada anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, kata mantan Kepala Dinas Sosial Surabaya itu, Walikota Surabaya secara langsung sudah mengumpulkan beberapa pengusaha untuk ikut membantu meringankan beban siswa kurang mampu agar dapat belajar di sekolah swasta.