Ini Strategi PGN untuk Gasifikasi Pembangkit Listrik
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Syahrial Mukhtar membeberkan strategi gasifikasikasi pembangkit listrik yang akan dilakukan PGN. Kata dia, dia setiap pembangkit, nantinya akan dibangun regasifikasi unit. Regasifikasi unit ini dibutuhkan untuk mengkonversi LNG menjadi gas. Pasokan gas dipenuhi dari Kilang Bontang, PT Petra Arun Gas, Donggi Senoro LNG dan juga proyek Tangguh.
"Dari sana LNG dibawa pakai kapal ke lokasi titik-titik itu, nanti ada fasilitas regasifikasinya, storage-nya dulu ke regasifikasi unit, nanti keluar gas untuk masuk ke pembangkit," tutur Syahrial.
Dari 52 pembangkit yang direncanakan dikonversi, akan ada lima hingga enam lokasi yang akan diselesaikan di tahun ini di antaranya dua lokasi di September, dua lokasi di Oktober, satu lokasi masing-masing di November dan Desember. Sementara sisanya akan dikonversi hingga Januari 2022.
Dari 52 lokasi tersebut, diakui Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, ada dua pembangkit yang memang sudah memiliki infrastruktur gas. Sisanya merupakan tugas Pertamina Group. PLN nantinya bertindak sebagai pihak yang membeli gas.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) siap menjalankan mandat dari Pertamina untuk melaksanakan gasifikasi 52 Pembangkit Listrik PLN dalam rangka mendukung kelistrikan nasional.
Hal ini sesuai dengan HoA yang telah ditandatangani oleh Pertamina dan PLN pada 27 Fabruari 2020, dimana Pertamina telah menunjuk dan menugaskan PGN sebagai subholding gas untuk penyediaan pasokan dan infrasruktur LNG untuk pembangkit listrik PLN dan berjalan efektif mulai Februari 2020.
“Dengan kapabilitas dalam mengembangkan infrastruktur dan mengelola 96% infrastruktur hilir gas bumi, PGN grup telah mengembangkan Small Scale LNG yang bisa digunakan untuk memasok demand kelistrikan,” ungkap Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, Minggu, 1 Maret 20.