Epidemiolog UNAIR: Endemi Malah Situasi Belum Baik
Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia kini sudah mulai terkendali. Melihat hal ini, pemerintah mulai menyusun rencana menuju tahapan perkembangan kasus yang lebih terkendali, yakni status endemi.
Menanggapi hal tersebut, pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga (UNAIR), Dr. Windhu Purnomo mengungkapkan, bila status endemi bukan situasi yang baik. Endemi merupakan suatu kejadian (penyakit) yang selalu ada, tidak naik tidak turun kasusnya.
"Saat ini kita arahnya ke endemi atau lebih baik lagi. Karena endemi adalah sesuatu yang belum baik. Tapi kalau sebagai status antara boleh, atau periode antara untuk lewat, endemi boleh," ujar Windhu dalam webinar nasional Road Map Pandemi Menuju Endemi Covid-19, Jumat, 26 November 2021.
Kendati demikian, Windhu menuturkan strategi apa saja yang bisa diterapkan untuk menuju endemi. Pertama strategi yang bisa diterapkan ialah menjaga border dengan karantina.
"Indonesia belum aman jika negara tetangga atau negara lain juga belum aman. Sebab virus Covid-19 dibawa oleh manusia, kalau mobilitas orang datang ke Indonesia dari daerah tidak aman, Indonesia bisa ketularan lagi," ungkap Windhu.
Ia menegaskan, border harus dijaga bila ingin mencapai endemi atau keadaan yang lebih baik lagi untuk Indonesia.
Lanjut Windhu, langkah kedua adalah pencapaian vaksinasi 100 persen untuk mencapai herd immunity masyarakat. Vaksinasi masih menjadi PR besar bagi Indonesia.
"Karena baru 42 persen masyarakat Indonesia yang menerima vaksinasi lengkap. Selain itu, case fatality rate (CFR) atau angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih tinggi, karena vaksinasi belum cepat," ujarnya.
Strategi selanjutnya, adalah memaksimalkan aplikasi Peduli Lindungi di area publik. Windhu mengaku, jika aplikasi tersebut dipercaya ampuh menekan angka penyebaran Covid-19.
Hanya saja, dengan catatan penggunaannya harus benar-benar diterapkan dengan baik dan bukan hanya untuk formalitas saja.
Menurutnya, aplikasi Peduli Lindungi merupakan alat yang ampuh agar Indonesia bisa mencapai situasi endemi. Sebab, orang yang ada di area publik adalah orang yang aman. Artinya bukan penular dan dia terlindung oleh vaksinasi.
"Langkah selanjutnya yakni mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan. Jadi jangan sampai naik lagi, terutama di akhir tahun. Karena potensi ini ada, jangan sampai terjadi. Hindari kerumunan, kurangi mobilitas, dan jangan ada varian baru yang muncul ke Indonesia," jelas Windhu.
Terakhir kata Windhu, penerapan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Karena terbukti prokes mampu melindungi diri kita dari penyebaran Covid-19.
Ia berharap, pada penghujung tahun ini tidak ada lonjakan kasus baru, seperti tahun lalu mengingat sebentar lagi libur Natal dan Tahun Baru akan segera tiba.
"Kalau akhir Januari kita semakin membaik dan tidak ada lonjakan, saya optimis trimester pertama tahun depan 2022 kita lebih aman. Tapi kalau kita gagal di ujian akhir tahun ini ya enggak tau lagi," tutupnya.