Ini Satu-Satunya Momen Jose Mourinho Menangis Tersedu-Sedu
Di balik sosoknya yang kontroversial, Jose Mourinho ternyata pernah mendapatkan momen yang membuatnya sangat sedih, sehingga pelatih asal Portugal itu tak kuasa menahan tangis.
Momen tersebut terjadi ketika ambisinya membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions ke-10 harus kandas di semifinal setelah kalah dari Bayern Munchen lewat drama adu penalti.
Ironisnya, kegagalan besar itu terjadi karena ketiga bintangnya saat itu, Cristiano Ronaldo, Kaka, dan Sergio Ramos gagal menyarangkan bola dari titik 12 pas. Adalah kiper Munchen, Manuel Neuer, yang memupus harapan Mourinho.
"Itulah sepak bola. Cristiano, Kaka, dan Sergio Ramos adalah tiga monster sepak bola, tidak ada keraguan tentang itu," katanya kepada Marca, dikutip dari Dailymail.
"Tapi mereka juga manusia. Malam itu adalah satu-satunya saat saya menangis setelah pertandingan sepak bola."
"Aku ingat dengan baik, aku dan Aitor (Karanka) di parkir mobil di depan rumahku, aku menangis. Itu sangat sulit untuk diterima karena pada musim 2011-2012 kami adalah tim terbaik di Eropa."
Berkaca pada kemenangan La Liga dengan rekor 100 poin dan 121 gol, Mourinho mengatakan, “Bukan hanya kami memenangkan liga, kami mengakhiri dominasi Barcelona dan kami melakukannya dengan cara yang bersejarah."
Bagi Mourinho, musim itu adalah hattrick-nya di liga-liga top Eropa setelah menjuarai kompetisi Premier League dengan Chelsea, Serie A bersama Inter Milan, dan La Liga dengan Madrid.
"Saya masih satu-satunya pelatih yang telah melakukannya," ujar Mourinho.
“Saya benar-benar ingin masuk ke buku-buku sejarah sepak bola dengan cara itu. Saya juga mencintai Madrid dan menang bersama Madrid."
Ditanya tentang cara pers Spanyol menyebut gaya permainan timnya di musim 2011-2012 sebagai sepakbola Rock n Roll, Mourinho mengaku masih mengingatnya. Baginya, itu identitas yang sangat jelas, yang membuat timnya memiliki gaya bermain yang khas.
“Secara defensif kami diperintahkan dengan sangat baik, dan setiap pemain mengetahui tugasnya. Ada banyak disiplin dan organisasi di balik cara tim bermain."
“Sangat mendasar bahwa kami menemukan cara bermain yang kami kuasai. Kami membangun identitas dan cara bermain yang cocok dengan para pemain yang kami miliki."
Menurutnya, semua itu bisa dilakukan karena ia memiliki pemain dengan bakat luar biasa serta pemahaman yang mereka miliki di lapangan. Seluruh pemain Madrid sangat bersatu, terhubung oleh ambisi untuk menang.
“Kami mampu menghasilkan serangan balik yang eksplosif, sangat cepat dan sangat langsung, dengan permainan tautan yang hampir tak terhentikan. Kami memiliki pemain hebat yang bermain secara tim. Itulah kuncinya."
Mourinho tidak suka memilih pemain yang hebat secara individu. Tidak bergantung pada satu pemain semacam Ronaldo atau siapa pun. Baginya, semua pemain di timnya penting karena mereka semua memiliki peran yang sangat jelas di lapangan. Yang terpenting bagi Mourinho adalah semua tahu bahwa mereka berkontribusi pada satu tujuan, sehingga tim itu pantas memenangkan liga dan Liga Champions.