Ini Salah Kaprah, Semua Bubuk Berwarna Hitam Disebut Kopi
Dunia kopi berdenyut makin luar biasa. Nyaris setiap sudut jalan, dimanapun, di nusantara ini, selalu ada kopi. Entah warung, entah kedai, hingga yang mewah kelas coffee shop.
Namun, seiring dengan itu, banyak hal menjadi salah kaprah. Apa saja yang berwarna hitam, apalagi asalnya dari biji-bijian yang dipanggang/dibakar, lalu dihaluskan, maka dengan serta merta disebut dengan kopi.
Melihat fenomena itu, Paul Chrismawan dari 45coffeeshop, senior dalam dunia kopi sekaligus pelaku bisnis kopi, dalam akun Instagramnya mengingatkan, agar masyarakat cermat dalam memilah dan memilih kopi. Kalau perlu tidak gampang banget-banget tergoda terhadap terobosan kreativitas usaha atas nama kopi.
"Misalnya biji jagung dibakar hitam lalu dihaluskan kemudian diberi nama kopi. Biji salak dibakar hitam, dihaluskan, juga diberi nama kopi. Ada biji kacang hijau, ada beras, ada kelapa, ada kayu yang juga mampu dihaluskan jadi bubuk kemudian diberi nama kopi. Kopi, kalau sudah dibakar hitam, lalu dijadikan bubuk, siapa yang dapat membedakan?" Kata Paul Chrismawan yang Coffeeshop-nya di Sukodono, Sidoarjo.
Sebab itu, kata Paul, masyarakat - terutama para pemula - penikmat kopi harus kritis dan hati-hati. Yang namanya kopi, harus berasal dari biji kopi. Yang disangrai khusus hingga meruapkan aroma yang khas. Sementara aroma kopi itu tidak bakal ada pada biji yang lain. Sekalipun diproses sama seperti layaknya biji kopi.
"Kalau perlu belilah grinder. Grinder itu gilingan kopi. Sementara kopinya beli yang dari biji kopi, maka Anda pasti mendapatkan kopi yang terbaik. Yang benar-benar kopi. Bukan bubuk lain kemudian dilabeli dengan nama kopi," kata Paul.
Terpisah, Ngopibareng.id sebelum menayang tulisan Kopi Biji Salak dari Minahasa. Munculnya kopi biji salak itu menuai reaksi keras dari para pegiat kopi. Budiono, roaster kopi, menyebut, kopi salak tak layak memakai nama kopi. Selain menyesatkan juga diragukan kandungan kesehatannya.
Barista Surabaya, Reo Aditya, juga menyebut, nama kopi pada biji salak adalah kebohongan publik yang harus dicegah. Bagaimana kebohongan publik, biji salak dinamakan kopi. Sementara kopi ada pohonnya sendiri berikut buahnya sendiri.
Sedangkang Titik Rahma, Founder dari Bcoffee dan edukator kopi mengatakan, harusnya memang biji selain kopi tidak bisa menyandang nama kopi. Andainya itu adalah minuman hasil kreativitas, namanya bukan kopi. Misal, wedang biji salak, wedang biji nangka, wedang biji jagung, dan seterusnya (*)