Ini Rekor Kepelatihan Guardiola Kontra Real Madrid
Pep Guardiola akan menghadapi Real Madrid untuk ke-24 kalinya dalam karier kepelatihannya ketika Manchester City bertandang ke Santiago Bernabeu pada laga leg pertama perempat final Liga Champions, Rabu, 9 April dini hari WIB.
Pria berusia 53 tahun itu sukses membawa The Citizens meraih kejayaan di Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka musim lalu usai mengalahkan Inter Milan 1-0 di final.
Man City telah membuat awal yang sempurna untuk mempertahankan gelar Eropa-nya setelah menyapu bersih delapan pertandingan mereka di kompetisi tersebut musim ini, yakni enam kemenangan dari enam laga di babak penyisihan grup dan kemenangan agregat 6-2 atas Kopenhagen di babak 16 besar.
Guardiola dan anak asuhnya akan kembali bertemu dengan jawara Liga Champions 14 kali (Real Madrid) di babak 8 besar. Pertemuan ini cukup menarik bila melihat rekor manajerial Guardiola melawan Los Blancos.
Selama 16 tahun menjabat sebagai manajer tim senior, Guardiola telah berhadapan dengan Real Madrid sebanyak 23 kali di semua kompetisi, dengan rekor 13 kemenangan, lima kali imbang, dan lima kekalahan; hanya melawan Arsenal (30), Chelsea (27) dan Manchester United (25) dia menghadapi lawan yang sama lebih banyak dalam karier kepelatihannya.
Total 15 dari 23 pertemuannya dengan Real Madrid terjadi sebagai manajer Barcelona, Sementara enam enam pertandingan lainnya sebagai pelatih klub saat ini, Man City dan dua kali sebagai pelatih kepala raksasa Bundesliga Jerman Bayern Munchen.
Pada Desember 2008 merupakan pertama kalinya Guardiola berhadapan dengan Los Merengues, dengan tim Barca asuhannya mengamankan kemenangan kandang 2-0 di La Liga berkat dua gol yang dicetak oleh Samuel Eto’o dan Lionel Messi.
Guardiola memenangkan lima pertemuan pertamanya melawan Los Blancos, dengan kemenangan tandang 6-2 pada Mei 2009 dan kemenangan kandang 5-0 pada November 2010, hasil paling menarik bagi Barcelona selama periode ini.
El Clasico terjadi sebanyak tujuh kali di semua kompetisi pada tahun 2011 antara Barca asuhan Guardiola dan Real Madrid asuhan Jose Mourinho, dengan Barca menang tiga kali, seri tiga kali, dan kalah satu kali.
Hasil imbang 1-1 dalam pertandingan La Liga di Bernabeu pada 16 April 2011, diikuti oleh kekalahan tipis 0-1, kekalahan pertama Guardiola melawan Real, di final Copa del Rey hanya empat hari kemudian, dengan Cristiano Ronaldo mencetak gol penentu setelah perpanjangan waktu. .
Guardiola kemudian membalasnya dalam dua minggu berikutnya, saat ia memimpin Barca meraih kemenangan agregat 3-2 di semifinal Liga Champions, setelah meraih kemenangan 2-0 pada leg pertama Camp Nou dan hasil imbang 1-1 pada leg pertama di Santiago Bernabeu. Barcelona kemudian mengangkat gelar Eropa keempatnya usai mengalahkan Man United 3-1 di final yang berlangsung di Stadion Wembley.
Pada bulan Agustus musim berikutnya (masih di tahun 2011), pasukan Guardiola memastikan kemenangan agregat 5-4 atas Los Blancos di final Supercopa, sebuah ajang di mana Messi mencetak tiga dari lima gol Barca. Guardiola lagi-lagi berhasil mengalahkan El Real dengan skor 3-1 pada tandang La Liga di bulan Desember.
Hanya sebulan kemudian pada tahun 2012, Barcelona mengalahkan Real dengan agregat 4-3 di perempat final Copa del Rey. Pasukan Guardiola kemudian memenangkan kompetisi tersebut,
Namun Los Blancos membalas dendam pada bulan April 2012 dengan meraih kemenangan 2-1. di Camp Nou, membuat klub Catalan itu hanya mengalami kekalahan ketiga di kompetisi teratas musim itu sebagai jalan Madrid memenangi gelar La Liga dengan 100 poin, unggul sembilan poin dari Barca di tempat kedua.
Kekalahan itu merupakan kali terakhir Guardiola menghadapi Real Madrid sebagai manajer Barcelona, sebelum ia mengambil cuti panjang selama setahun sebelum pindah ke Bayern Munchen pada tahun 2013.
Bayern meraih gelar Bundesliga 2013-2014 di musim pertama Guardiola memimpin, tetapi mereka tidak mampu melanjutkan performa hebatnya di Premier League ke Liga Champions ketika mereka berhadapan dengan Real Madrid asuhan Carlo Ancelotti di babak semifinal.
Pasukan Guardiola menderita kekalahan agregat 0-5 dari raksasa Spanyol, termasuk kekalahan kandang 0-4 di leg kedua, hasil minor terberat bagi Bayern dalam sejarah Liga Champions dan kekalahan terberat bagi Guardiola dalam karier manajerialnya hingga saat ini.
Enam tahun berlalu, bos Catalan itu mampu memperbarui rekornya dengan Real, kali ini sebagai manajer Man City di babak 16 besar Liga Champions 2019-2020. The Citizens mengalahkan pasukan Zinedine Zidane dengan agregat 4-2, termasuk kemenangan mengesankan 2-1 pada leg pertama di Madrid, yang pertama bagi mereka di Santiago Bernabeu.
Dua tahun kemudian, Man City dan Real Madrid kembali bertemu, kali ini di semifinal Liga Champions, yang menjadi salah satu pertandingan dua leg paling mendebarkan dalam sejarah Liga Champions.
Setelah kalah 3-4 dari City pada leg pertama di Etihad, Real meraih kemenangan dari kekalahan di pertandingan sebelumnya dua gol Rodrygo pada menit-menit akhir untuk membawa pertandingan ke perpanjangan waktu. Di fase tersebut, Karim Benzema memastikan agregat skor menjadi 6-5 untuk Madrid setelah berhasil mencetak gol lewat titik putih.
Kemudian, Guardiola dan Man City membalasnya dengan cara yang mengesankan di tahap yang sama di kompetisi musim lalu, usai hasil imbang 1-1 pada leg pertama di Spanyol lewat kemenangan 4-0 pada leg kedua di Inggris.
Guardiola memasuki pertandingan hari Selasa ini dengan hanya kalah satu kali dari delapan pertemuan terakhirnya dengan Ancelotti, yang semuanya saat menangani Man City. Andai menang, pada leg pertama nanti, akan menjadi yang ke-14 bagi Guardiola sebagai manajer atas Real Madrid. Kemenangan terbanyak di luar lawan domestik mereka, Arsenal (20), Burnley (17), Man United (15), Chelsea dan West Ham United (keduanya 14).
Lantas, mampukah Guardiola memperpanjang catatan kemenangannnya atas Real Madrid dalam kariernya sebagai pelatih? Kita lihat saja!
Sumber: Sportsmole
Advertisement