Ini Potensi Ponorogo Lolos Empat Besar Jejaring Kota Kreatif UNESCO
Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tinggal bersaing dengan Kota Malang, Kota Makassar, dan Kabupaten Tangerang hingga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) lewat proses visitasi mengusulkan dua di antaranya masuk UNESCO Creative Cities Network (UCCN) 2025.
Ketua Tim Kerja KaTa Kreatif Elizabeth Tioria Gurning mengatakan, Panselnas menggelar rapat pleno sebelum memutuskan 4 besar KaTa Kreatif. Hasil seleksi tahap II itu, Kabupaten Ponorogo lolos setelah tim penyaji sukses memaparkan dossier (dokumen) tentang andil reog sebagai penggerak ekonomi kreatif.
“Empat besar KaTa Kreatif berhak maju ke babak selanjutnya,” kata Elizabeth dikutip di laman resmi pemkab Ponorogo dikutip Kamis 26 September 2024.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Ponorogo Harjono yang ikut dalam paparan dossier merasa bersyukur dengan capaian 4 besar KaTa Kreatif itu. Tim penyaji dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo bersama tim asistensi berupaya ekstra meyakinkan Panselnas. “Harapannya Ponorogo lolos dua besar,” ungkap Harjono.
Sementara Kepala Disbudparpora Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi mengaku langsung bersiap menghadapi visitasi dari Kemenparekraf dan Panselnas, pada 26-28 September. Pihaknya sudah menyiapkan road map Reog Ponorogo sebagai mesin penggerak ekonomi kreatif hingga eksistensi kelompok masyarakat serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Visitasi ini untuk melihat kesiapan Ponorogo menjadi jejaring kota kreatif dunia. Tim dari Kemenparekraf akan meninjau langsung peran reog menggerakkan UMKM, termasuk mengecek dokumen pendukung,” terangnya.
Judha bakal tunjuk bukti keberadaan reog putri, reog santri, reog difabel, serta komunitas masyarakat yang selama ini menggeluti kesenian asli Ponorogo ini. “RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kabupaten Ponorogo 2024-2045 juga mengarah ke episentrum budaya dan kabupaten kreatif,” jelas Judha.
Potensi Kabupaten Ponorogo yang Melegenda
Reog Ponorogo sudah diakui sebagai salah satu warisan budaya tak benda di Indonesia dan dapat menjadi kekuatan utama untuk menarik perhatian UNESCO. Dengan berbagai elemen seperti seni tari, musik, dan kostum tradisional, Ponorogo berpotensi mengembangkan aspek-aspek lain dari kreativitas, seperti kerajinan tangan, festival budaya, dan sektor pariwisata berbasis budaya.
Selain Reog, Ponorogo juga memiliki kekayaan kuliner, seni pertunjukan, dan produk kreatif lain yang dapat didorong untuk masuk ke dalam kategori kota dengan kreativitas seni pertunjukan atau kerajinan rakyat di UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
Jika berhasil, Ponorogo akan mendapatkan pengakuan internasional yang membuka pintu bagi kolaborasi global, pertumbuhan ekonomi, dan pengembangan pariwisata berbasis budaya, yang dapat membantu memperkuat identitas lokal di kancah dunia.
Pengakuan ini juga bisa memperkuat promosi Reog Ponorogo yang sudah diakui oleh pemerintah Indonesia sebagai bagian penting dari warisan budaya nusantara.