Ini Penyebab Pengungsi dan Relawan Longsor Nganjuk Keracunan
Menerima laporan ada sejumlah warga pengungsi dan relawan yang diduga mengalami keracunan, Polres Nganjuk bertindak cepat.
Kapolres Nganjuk AKBP Harviadhi Agung Prathama menyebut jika Polres Nganjuk menerima laporan jika ada warga dan relawan yang mengalami gejala keracunan sekitar pukul 22.00 WIB Kamis malam, 18 Februari 2021. Dalam laporan tersebut menyebut ada beberapa warga pengungsi mengalami gejala mual, muntah, pusing dan diare.
Begitu menerima laporan tersebut, dirinya langsung berkoordinasi dengan Dandim untuk menindaklanjuti kejadian ini. Harviadhi Agung Prathama juga memerintahkan Satuan Pidana Khusus (pidsus) dan Inafis Polres Nganjuk untuk melakukan penyelidkan atas kejadian ini.
"Dari hasil pendalaman Inafis, diperoleh hasil bahwa gejala keracunan ini berasal dari mie cup yang dimakan oleh beberapa warga pengungsi dan relawan," kata Harviadhi.
Mie cup ini, kata Harfi berasal dari sumbangan makanan warga yang ingin membantu logistik untuk para pengungsi dan relawan.
"Jadi saya tegaskan, mie cup siap saji ini bukan berasal dari dapur umum untuk pengungsi dan relawan. Tapi berasal dari sumbangan masyarakat," tegas Harviadhi.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan pengungsi dan relawan bencana tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menderita sakit mirip gejala keracunan dan saat ini mereka masih dalam perawatan.
Arif Firmansyah, salah seorang korban keracunan massal mengatakan ia dengan dua orang temannya sebelumnya makan mi ayam yang disiapkan petugas. Ia makan mi pada Kamis 18 Februari malam sekitar jam 18.00 WIB dan baru merasa sakit perutnya sekitar pukul 24.00 WIB.
"Saya makan mi ayam sekitar jam 18.00 WIB dan baru merasa keracunan itu jam 24.00 WIB," katanya di Nganjuk, Jumat pagi.