Ini Penyebab Melejitnya Harga Ayam Potong di Banyuwangi
Kenaikan harga daging ayam potong di Banyuwangi bukan semata-mata karena tingginya permintaan menjelang hari Raya Idul Adha. Tetapi juga akibat sedikitnya stok ayam potong di Banyuwangi. Bahkan banyak pengepul ayam yang harus mendatangkan ayam potong dari luar Banyuwangi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan dan Usaha Mikro Banyuwangi, RR Nanin Oktaviantie menyatakan, minimnya stok ayam potong ini disebabkan banyak peternak ayam yang tidak berani memulai usaha ternak ayamnya. Kalaupun ada, jumlahnya tidak terlalu banyak.
"Karena banyak peternak yang trauma dengan harga ayam yang sempat anjlok bahkan tidak laku pada awal pandemi covid-19," jelasnya, Jumat, 3 Juli 2020.
Akibatnya, menurut perempuan yang disapa Nanin ini, banyak pedagang yang mengalami kerugian besar. Kondisi itu membuat peternak ayam trauma untuk memulai usahanya kembali. Saat pasar mulai bergeliat, peternak baru mulai pembibitan. Sehingga saat ini banyak peternakan ayam yang masih dalam tahap pembesaran ayam.
"Disisi lain, menghadapi era new normal kuliner yang berbahan pokok ayam permintaannya meningkat pada bulan-bulan ini. Stok yang ada tidak bisa memenuhi permintaan pasar," tegasnya.
Dia menambahkan, pengepul ayam potong yang ada di Banyuwangi bahkan kewalahan untuk mencukupi permintaan pasar. Pengepul terpaksa mendatangkan ayam potong dari luar Banyuwangi, seperti dari Jember dan Jogjakarta.
"Dari Jogja per kilo sampai Rp35 ribu. Tapi kalau ambil dalam jumlah besar bisa turun antara Rp30 ribu sampai Rp33 ribu per kilogramnya," ungkapnya.
Dia memperkirakan kondisi harga ayam ini akan tetap seperti ini hingga Hari Raya Idul Adha nanti. Bahkan tidak menutup kemungkinan harganya bisa naik.
"Bulan depan mungkin sudah mulai normal harganya. Karena perkiraan banyak peternak yang sudah mulai panen," pungkasnya.
Advertisement