Ini Penyebab KLB Polio di Jawa Timur
Direktur Pengelolaan Imunisasi di Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine Berliana Yumiur Hutapea menyebut Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio yang terjadi Jawa Timur disebabkan oleh beberapa sebab antara lain:
1. Daerah itu tak memiliki kekebalan kelompok atas virus polio.
Kekebalan kelompok atau yang sering disebut herd imunity dalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut.
Dalam kasus KLB polio ini, kekebalan kelompok ini bisa dibangun dengan jumlah anak yang sudah mendapatkan vaksin polio. Untuk mendapatkan kekebalan komunitas atas polio ini Kementerian Kesehatan mensyaratkan 95 persen anak dalam kelompok tertentu sudah divaksinasi polio.
“Sayangnya, capaian imunisasi polio untuk Jawa Timur dan Jawa Tengah saat pandemi kemarin belum mencapai 95 persen, sehingga standar herd imunity-nya belum tercapai,” kata Prima saat menjadi pembicara dalam media briefing “Bagaimana Media Dapat Menyelamatkan Anak-Anak Indonesia dari Polio yang Mematikan" yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bersama dengan UNICEF, Rabu, 24 Januari 2024.
Cakupan imunisasi yang rendah saat pandemi ini, kata Prima sebenarnya juga terjadi di daerah lain. Namun kasus Jawa Timur ini, bisa jadi cakupan imunisasi dalam wilayah tertentu memang benar-benar rendah.
Kata Prima, selama ini data yang diserahkan kepada Kementerian Kesehatan untuk cakupan imunisasi hanya berbasis pada provinsi dan kabupaten. Belum menjangkau sampai level kelompok terendah misal desa atau kelurahan. Implikasinya, desa atau kelurahan yang cakupan imunisasinya rendah akan tertutupi oleh desa atau kelurahan lain yang cakupan imunisasinya sudah tinggi, karena data yang disajikan adalah data rerata kabupaten, kota atau provinsi.
“Jika capaian imunisasinya rendah, Kementerian Kesehatan hanya bisa mendorong daerah untuk meningkatkan lagi. Ini terjadi karena desentralisasi,” ujar Prima.
2. Kebersihan lingkungan dan kesadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat rendah
Polio adalah penyakit yang menular. Penyakit ini ditularkan oleh virus polio. Virus ini menyerang sistem syaraf yang bisa menyebabkan kelumpuhan. Virus ini ditularkan lewat makanan atau minuman terkontaminasi oleh kotoran (feses) manusia.
Virus ini utamanya menyerang ke anak-anak. Sistem syaraf yang akan diserang mengakibatkan kelumpuhan. Selain ke anak, virus polio sebenarnya juga bisa menyerang orang dewasa. Namun dampaknya tak separah anak. Orang dewasa biasanya akan menjadi carrier virus polio.
Virus ini akan cepat menyebar jika orang-orang dalam kelompok itu masih suka buang air besar sembarangan, pakai sumur yang tercemar septitank dan lainnya.
“Makanya, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus selalu dilakukan. Cuci tangan dengan menggunakan sabun itu penting,” kata Prima.
Advertisement