Ini Penyebab Angka Kematian di Malang Lebih Tinggi dari Nasional
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyebutkan angka kematian di daerahnya lebih tinggi dari rata-rata angka kematian nasional. Walikota Malang Sutiaji mengatakan saat ini angka kematian di Kota Malang sebesar 6,9 persen. Sementara itu, rata-rata kematian nasional sebesar 2,9 persen.
Angka kematian yang tinggi ujar Sutiaji, disebabkan oleh kondisi pasien Covid-19 saat dirujuk ke rumah sakit sudah dalam keadaan kritis. Ketika sudah masuk ke rumah sakit, saturasi oksigen pasien Covid-19 di bawah 90 hingga 80 persen, di bawah angka normal kadar oksigen sebesar 95 hingga 100 persen.
"Kenapa tingkat kematian Malang tinggi, karena memang rata-rata mereka masuk ke rumah sakit ini posisinya dalam posisi saturasi oksigennya sudah di bawah 90 hingga 80 persen. Sehingga langsung membutuhkan ventilator," katanya pada Senin 11 Januari 2021.
Sutiaji mengatakan, ketika masyarakat mengalami gangguan kesehatan disarankan untuk segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, agar mudah terdeteksi dan mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Ini susah dideteksi (masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan). Maka hal ini menjadi perhatian kita semua," ujarnya.
Karena ujar Sutiaji, masyarakat yang memiliki penyakit dan tidak mendaftarkan diri dalam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di bawah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan akan sulit dipantau oleh Pemkot Malang.
"Mereka yang ada di Prolanis justru tingkat kematiannya rendah. Karena dia aktif dalam pantauan. Aktif melaporkan kondisinya," katanya.
Maka dari itu, Sutiaji berharap melalui penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dimulai hari ini, 11 Januari 2021 hingga 25 Januari 2021, kedepan bisa menekan angka kematian di Kota Malang.
Karena ujar Sutiaji ketika aktivitas masyarakat dibatasi dengan pengurangan kapasitas di pusat perbelanjaan, restoran, kafe hingga tempat ibadah, penularan virus antar orang per orang dapat ditekan.
"Bagaimana menekan itu (tingkat kematian) tentu kesadaran masyarakat yang harus dikuatkan," ujarnya.