Ini Pantangan untuk Para Pemakai Susuk
Seorang dokter gigi bernama Gustaaf Kusno menuliskan dengan apik fenomena susuk di kompasiana. Kata dia, fenomena pemakaian susuk yang dipercaya bisa meningkatkan karisma, daya pesona dan sebagainya, ternyata tak hanya dikenal di Indonesia. Pemakaian susuk ternyata juga dikenal masyarakat Asia Tenggara khususnya Malaysia, Thailand, Singapore, Indonesia dan Brunei.
Misalnya saja di Malaysia, susuk ini dimasukkan oleh seorang dukun yang disebut bomoh. Cara memasukkan jarum yang biasanya terbuat dari emas atau perak ini umumnya tanpa pembiusan (anesthesia), sehingga kadangkala ‘pasien’nya akan merasakan sedikit rasa nyeri.
Jarum yang diselipkan dibawah kulit (sub-cutan) ini jumlahnya bervariasi, antara satu sampai 80 jarum dan rasio pelanggan wanita dan pria cukup berimbang. Dalam penelitian Fakultas Kedokteran Gigi Universiti Kebangsaan Malaysia, dijumpai seorang penata make-up pria kemayu (effeminate) yang wajahnya ditaburi dengan susuk tak kurang dari 80 buah!
"Pemasangan susuk juga tidak hanya di wilayah wajah, tetapi juga bisa diselipkan di dada, perut, paha, tulang belakang (spinal area) bahkan di wilayah alat kelamin (mons pubis)," tulis Gustaaf.
Melaksanakan pemasangan susuk ini ternyata tidak mudah dan sederhana. Banyak sekali pantangan dan persyaratan yang harus dipatuhi agar si pemakainya memperoleh ‘anugerah’ yang didambakan.
Misalnya segera setelah pemasangan susuk ini, dia dilarang untuk menggaruk wajahnya selama tiga hari, ditabukan untuk makan ayam dan rebung (bamboo shot), dan berjalan di bawah tali jemuran dan di bawah tangga selama 40 hari.
Selanjutnya, ada larangan yang berlaku untuk selamanya antara lain mengonsumsi sate, pisang tanduk, pisang mas, labu air dan jantung pisang. Kalau pantangan ini dilanggar maka kemungkinan besar susuk ini akan keluar dari tempatnya.
Bahkan, penelitian di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universiti Kebangsaan Malaysia, menyebut pada pria umumnya susuk ini diselipkan di antara kedua alis mata, sedangkan pada wanita umumnya diselipkan di sekitar pipi dan dagu. Namun karena susuk ini terbuat dari logam (emas atau perak), maka pemeriksaan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan kontra indikasi.
"Dan memang sebelum pasien menjalani MRI biasanya akan diberikan kuesioner untuk menanyakan apakah yang bersangkutan memakai charm needle ini," kata Gustaaf.