Ini Minggu Besok, Karnaval Bunga Dijamin Lebih Wow...
Sudah, jangan pikirkan dolar melulu. Bikin pening dan ruwet. Rileks-lah sejenak. Ayolah ke Malang. Ada karnaval keren disana. Siapa tahu, ada yang ajaib di Malang. Selesai menyaksikan karnaval tren positif akan membawa rupiah menguat dahsyat. Keren bukan...
Jadi, Malang, Jawa Timur, akan pubya gawe. Di 16 September 2018 besok. Yaitu Malang Flower Carnival (MFC) 2018.
Even ini dibarengi dengan membludaknya peserta. Mereka siap memberi suguhan karnaval kelas dunia. Warna-warni bunga, akan mereka tuangkan dalam beragam bentuk dan desain. Dijamin jadi tontonan yang unik dan menarik.
Ajang MFC merupakan sebuah pemanasan sebelum mengikuti event tingkat internasional. Para peserta karnaval dibagi dalam dua kategori, yakni kategori anak dan dewasa.
Dengan kostum atau busana yang berdimensi besar, mereka melenggang di ruas Jalan Ijen yang pada saat acara berlangsung akan menjadi semacam catwalk. Sekitar 75 persen busana peserta harus berornamen bunga, dan material lainnya terbuat dari bahan-bahan daur ulang.
"Event-nya dijamin keren. Kostum MFC itu sudah kita kelilingkan di berbagai travel mart, festival, dan show di berbagai penjuru dunia. Dan selalu menjadi ajang selfie dan perhatian khusus pengunjung booth Wonderful Indonesia," ujar Menpar,Arief Yahya.
Waktu tempuh ke Malang dari Jakarta pun tak lama. Malang bisa dicapai sekitar 1 jam 25 menit via udara. “Silakan datang ke Malang. Kalau dari Jakarta bisa direct terbang ke Malang,” ucap Menpar.
Kemasan acara Malang Flower Carnival dijamin bagus. Jalan Ijen yang merupakan salah satu ikon Kota Malang, akan dibuat berbunga oleh ratusan desainer dan pelajar. Keindahan dan keelokan bunga akan diselaraskan ke dalam bentuk kostum pakaian yang keren.
“Gelaran tahunan ini dikemas secara atraktif. Selain diikutkan dalam parade yang indah dan megah, busana dan gerakan tarian para peserta juga dilombakan. Tentu saja kriteria penilaian didasarkan pada keunikan dan keindahannya. Pemenang dari tahun-tahun sebelumnya tidak diperbolehkan mengikuti lomba lagi, tapi diperbolehkan berpartisipasi dalam parade grand show,” ujar Ketua Pelaksana Top 100 Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty.
Peserta tidak hanya berasal dari Malang, tapi juga dari daerah-daerah lain di Jawa Timur, seperti Banyuwangi, Batu, Bondowoso, Jember, Kediri, Nganjuk, Probolinggo, Surabaya, dan beberapa kota lainnya. Jumlah peserta meningkat pada beberapa tahun belakangan.
Pada 2016, MFC dimeriahkan 115 peserta, dan pada 2017 meningkat menjadi 214 peserta. Diperkirakan pada tahun 2018 ini, yang merupakan penyelenggaraan yang kesepuluh, jumlah peserta akan meningkat seiring kian gencarnya promosi yang telah dilakukan.
Ada pula pertunjukan budaya yang dipersembahkan oleh beberapa negara sahabat. Keberadaan pertunjukan semacam ini bisa dipahami karena MFC sudah dikenal di panggung internasional.
Pada 2014, tim MFC berhasil menyabet penghargaan The Best Performances dalam Parade Budaya Internasional di Moskow. Setelah sukses di ibukota Rusia itu, mereka tampil memukau dalam helatan budaya dan pariwisata di Taiwan.
Lalu, pada tahun 2016 di Kuala Lumpur, Malaysia, MFC juga meraih sukses. Penghargaan Best National Costume, Miss Queen Tourism Ambassador International, berhasil mereka bawa pulang ke tanah air.
MFC bertujuan untuk semakin memopulerkan pariwisata Kota Malang sehingga berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan. MFC 2017 mampu menyedot sekitar 5.000 pengunjung.
“Perhelatan karnaval ini telah menjadi magnet kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Karenanya, momentum ini akan kami manfaatkan untuk mengenalkan potensi-potensi wisata yang ada di Kota Malang,” ucap Esthy.(*)
Advertisement