Lima Nasihat Ahok untuk Warga Tionghoa Indonesia
Mantan Gubernur DKI Jakarta masa jabatan 2014-2017, Basuki Tjahaja Purnama atau sering dipanggil Ahok, memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya dan masyarakat umum.
Dalam kuliah umum yang dikemas dalam seminar wawasan kebangsaan dengan judul ‘Dari Aku untuk Indonesiaku’ Ahok memberikan lima nasihat untuk warga keturunan etnis Tionghoa. Kata Ahok, lima sifat yang harus dimiliki oleh etnis Tionghoa ini karena mereka rata-rata dikaruniai oleh Tuhan dengan status ekonomi dan pendidikan lebih baik dibandingkan dengan warga pribumi.
“Orang Tionghoa apalagi Kristen di Indonesia, sebenarnya dikaruniai oleh Tuhan secara ekonomi dan pendidikan lebih baik dibandingkan saudara sebangsa kita yang lain. Jadi tidak boleh sombong lah. Kita harus punya lima hal ini,” kata Ahok.
Lima sifat yang harus dimiliki etnis Tionghoa Indonesia versi Ahok itu adalah:
1. Harus memiliki hati yang empati
Menurut Ahok, etnis Tionghoa Indonesia harus memiliki belas kasihan kepada saudara lain yang memang kurang beruntung dibandingkan dengan warga etnis Tionghoa. Baik secara ekonomi maupun pendidikan.
2. Harus punya kemurahan hati
Warga etnis Tionghoa jika hanya memiliki empati saja dianggap tidak cukup oleh Ahok. Oleh sebab itu, dia meminta kepada warga etnis Tionghoa untuk memiliki kemurahan hati.
"Kita harus murah hati menolong. Kita menggaji orang kerjasama, jangan dimakan sampai ujungnya. Sampai ke petani pun ingin kita makan. Kita harus mempunyai kemurahan hati karena sudah memiliki pengetahuan dan keuangan yang lebih baik," kata dia.
3. Punya kerendahan hati
Secara jujur, Ahok mengakui jika dirinya belum memiliki sifat rendah hati seperti yang ia sampaikan. Kata dia, setelah 'bersekolah' di Mako Brimob ia kemudian ingin mempelajari sikap rendah hati tersebut.
"Jangan kita mentang-mentang lebih kaya lebih berkuasa, lalu kita bisa menginjak-injak orang seenaknya. Hukum kita injak-injak seenaknya," kata dia.
Menurut Ahok sikap semacam itu termasuk sebagai kesombongan atas bangsa sendiri.
4. Lemah lembut dalam berbicara.
Lagi-lagi secara jujur Ahok juga menyebut belum memiliki sifat semacam ini. Bahkan dia juga mengaku sedang belajar dari buku Pitutur dalam Budaya Jawa. “Saya juga sedang belajar Pitutur dalam Budaya Jawa,” ujar Ahok.
5. Kesabaran yang Revolusioner
Sebagai warga etnis Tionghoa kalau kemudian dihina, dicap minoritas, dicap benalu dan macam-macam, harus tetap sabar. "Kita harus punya kesabaran revolusioner seperti kata Bu Megawati Soekarnoputri dan Ir. Soekarno," ujar Ahok.