Ini Langkah yang Dilakukan Cegah Varian Omicron Masuk Indonesia
Saat ini dunia kembali dihebohkan dengan temuan baru varian Covid-19 yang merebak pertama kali di Afrika Selatan.
Melansir dari WHO pada Minggu 27 November 2021, varian baru tersebut yakni B.1.1.529 yang diberi nama oleh WHO varian Omicron. Sampel pertama ditemukan pada 9 November 2021 dan dilaporkan pertama kali oleh Afsel ke WHO pada 24 November 2021.
Selanjutnya, varian tersebut ditetapkan sebagai Variant Under Monitoring (VUM) oleh WHO, dan hanya dua hari kemudian ditetapkan sebagai Variant of Concern (VoC) pada 26 November 2021.
Bahkan, Technical Advisory Group on SARS-COV-2 Virus Evolution/TAG-VE (independent group of experts) mencatat beberapa hal mengenai karakteristik varian Omicron, yakni varian ini miliki banyak mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Indikasi awal menunjukkan risiko tinggi reinfection dibandingkan VoC lainnya.
Mencegah agar varian ini tak masuk ke Indonesia, Ketua Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 Rumah Sakit Lapangan Indrapura (PPKPC-RSLI), Radian Jadid mengingatkan, semua masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 6M serta tetap mewaspadai kemungkinan muncul dan merebaknya varian baru Covid-19 tersebut.
"Interaksi dengan orang lain yang baru melakukan perjalanan dari luar negeri hendaknya dihindari. Selama pemerintah belum menyatakan pandemi Covid-19 ini berakhir, maka masyarakat diharapkan tetap menjaga diri dan keluargnnya serta mengikuti petunjuk dan arahan dari pemerintah," katanya.
Terkait penyebaran virus Covid-19 varian Omicron, WHO merekomendasikan agar berbagai negara melakukan serangkaian langkah untuk memperkuat upaya surveillance dan sequencing untuk lebih memahami peredaran varian Covid-19.
Semua negara diharapkan segera menyampaikan genome sequence yang lengkap dan metadata terkaitnya ke database publik (GISAID) dan melaporkan kasus/kluster yang terkait dengan VO ke WHO melalui mekanisme IHR.
Selain itu, setiap negara disarankan melakukan investigasi lapangan dan assessment laboratorium untuk memperkaya pemahaman mengenai dampak terhadap epidemiologi, severity, efektivitas public health and social measures, alat diagnostik, dampak imunitas, netralisasi terhadap antibodi dan karakteristik lainnya.
"Dikhawatirkan bahwa varian ini tidak hanya miliki tingkat transmissibility yang lebih tinggi (lebih cepat menyebar), tetapi juga dapat melewati sistem imunitas dan perlindungan terhadap sistem imunitas," ungkapnya.
Di Afrika Selatan sendiri sejauh ini telah tercatat lebih dari 2.465 kasus varian Omicron (naik 321 persen dari minggu sebelumnya). Varian ini juga telah ditemukan di Hong Kong, Botswana dan Israel, Belgia, Inggris, Jerman dan Italia.
Advertisement