Ini Langkah Mencegah KDRT, Dimulai dari Mengenal Pasangan
Praktisi Perlindungan Perempuan dan Anak Jawa Timur Riza Wahyuni, S.Psi, MSi mengatakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Ia pun menjabarkan cara-cara tersebut sebagai berikut.
1. Kenali Pasangan Anda.
Riza mengungkapkan, mengenali pasangan merupakan cara pertama untuk terhindar dari KDRT. Masa pendekatan atau pengenalan adalah masa yang bisa dimanfaatkan untuk mengenal pasangan, terutama sifatnya.
"Banyak kasus yang saya temui baru beberapa bulan menikah sudah ingin berpisah. Alasannya karena tidak kuat dengan perangai suami yang suka memukul atau melakukan kekerasan," ujar psikolog klinis dan forensik ini.
2. Meningkatkan Pendidikan Perempuan.
Karena KDRT yang terjadi masih berbasis gender dan korban paling banyak adalah perempuan. Maka memberikan edukasi pada perempuan menjadi salah satu cara untuk menekan angka KDRT.
"Pendidikan akan menambah pengetahuan sehingga perempuan akan lebih berdaya dan berani melaporkan bila menjadi korban. Tetapi yang perlu digarisbawahi bukan mengajarkan perempuan untuk sedikit-sedikit melapor, karena penemuan di lapangan laki-laki juga bisa jadi korban kekerasan dari istrinya," jelasnya saat dihubungi Kamis, 12 Januari 2023.
Pendidikan atau edukasi yang diberikan kepada perempuan bisa meliputi pengetahuan UU Pernikahan, UU KDRT dan perlindungan anak.
3. Mengolah Emosi.
Riza menjelaskan, kekerasan terjadi karena cara mengolah emosi yang tidak baik. Sehingga ketika muncul kesadaran memiliki masalah dalam mengolah emosi disarankan untuk datang ke ahlinya, ke psikolog atau tenaga klinis lainnya.
"Tidak perlu malu untuk datang ke psikolog, seperti kalau sakit membutuhkan dokter. Apabila memiliki keluhan dalam mengolah emosi juga bisa datang pada ahlinya," terangnya.
"Mudah marah, kalau tidak bisa mengontrol emosi datang ke ahlinya untuk konseling psikologi, sehingga emosi bisa terkontrol untuk melakukan hal tidak baik," imbuhnya.
Ia pun merasa, saat ini korban KDRT sudah banyak yang berani untuk speak up atau melapor. Menurutnya, hal ini tak terlepas dari edukasi yang dilakukan masyarakat dan pemerintah.
Di sini ia pun melihat sudah banyak masyarakat yang sadar tentang pentingnya kesehatan mental bagi dirinya ataupun anak yang sudah hadir dari rumah tangga tersebut. Dengan melaporkan KDRT, ke depannya korban akan fokus pada pertumbuhan anaknya.
"Ini juga harus menjadi perhatian, saat terjadi KDRT salah satu dampaknya adalah kepada anak-anak," tandasnya.
Untuk diketahui, sepanjang tahun 2022 kasus perempuan di Jawa Timur didominasi KDRT, dari kasus lainnya, seperti perdagangan orang dan lainnya.
Advertisement