Ini Keterangan Pesantren Terkait Puluhan Santri Positif Covid-19
Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, melakukan press conference terkait puluhan santri yang terkonfirmasi positif Covid-19, Jumat, 21 Agustus 2020. Jumpa pers itu dilakukan secara daring via media sosial Facebook dan Instagram serta zoom.
Juru Bicara Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Nihayatul Wafiroh menyatakan, sejak proses pembelajaran dan kegiatan pesantren dimulai, pesantren telah menjalankan protokol kesehatan dan prosedur secara ketat. Pesantren juga membentuk Satgas Covid-19 dan mewajibkan para santri yang kembali ke pesantren membawa surat keterangan sehat atau hasil rapid test atau hasil swab.
Dalam rilis resminya, Nihayatul Wafiroh menjelaskan, saat pesantren menemukan ada santri yang terkonfirmasi Covid-19, pesantren langsung berkoordinasi dengan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Dinas Kesehatan Banyuwangi untuk mengambil langkah-langkah sesuai ketentuan.
"Antara lain melakukan isolasi dan perawatan, penelusuran kontak erat (tracing), melakukan tes, rapid maupun swab, serta fokus pada proses penyembuhan," jelasnya.
Untuk sementara waktu, menurut perempuan yang dikenal dengan panggilan Nduk Nik ini, pesantren mengambil kebijakan untuk pengetatan kegiatan di lingkungan pesantren. Antara lain pembatasan kunjungan walisantri, tidak menggelar shalat Jumat untuk dua pekan ke depan, serta penutupan tempat ziarah sesepuh pesantren bagi masyarakat umum.
"Pesantren mengimbau kepada seluruh walisantri untuk tetap tenang dan sabar. Saat ini keadaan pesantren cukup kondusif, dan pesantren berusaha sebaik–baiknya melakukan penanganan serta melakukan tindakan pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren," bebernya.
Pada kesempatan itu, Nduk Nik juga menjelaskan kronologi penyebaran virus Covid-19 di Pesantren Blokagung. Menurutnya, sejak awal Agustus 2020 beberapa santri mengeluh sakit dan selama 10 hari jumlahnya terus bertambah. Pihak pesantren kemudian mengisolasi mereka di dua lokasi yang berbeda.
"Untuk santri putri di rusunawa dan santri putra di bangunan SD. Karena banyak yang sakit, sebagian santri memilih untuk pulang. Namun sebelum pulang mereka diwajibkan melakukan rapid test di Puskesmas terdekat rumah mereka," ungkapnya.
Pada Jumat, 14 Agustus 2020 pagi, hasil rapid test seorang santri di Kabat dinyatakan reaktif. Di hari yang sama ada dua santri di Tampo dan Tembokrejo, juga dinyatakan reaktif. Pihak Puskesmas kemudian melaporkan ke Dinas Kesehatan dan diketahui tiga santri tersebut berasal dari Pesantren Darussalam Blokagung.
Lantas dilakukan rapid test massal pada Minggu, 16 Agustus 2020 di Pesantren Blokagung. Total ada 502 santri yang mengikuti rapid test. Dari 502 santri putra dan putri, 30 persen adalah hasil tracing dari 3 santri yang reaktif dari hasil tes di Puskesmas.
"Sementara 70 persen adalah santri yang hari itu sakit yang menjalani isolasi di pondok pesantren," kata perempuan yang juga anggota DPR RI ini.
Selanjutnya, pada 16 Agustus 2020 sore, sebanyak 92 santri putri dinyatakan reaktif. Minggu malam, pihak pondok pesantren langsung melakukan isolasi kepada 92 santri putri tersebut.
Dia menambahkan, ada beberapa langkah yang diambil pondok pesantren untuk menyikapi hal ini. Yang pertama, santri positif dengan gejala agak berat langsung dipisahkan dengan santri positif Covid-19 tanpa gejala. Kedua, santri yang hasil swabnya negatif juga dipisahkan. Sementara santri positif tanpa gejala diminta melakukan isolasi mandiri.
"Saat ini ada 3 tempat isolasi, yakni untuk santri putra yang sakit, santri putri yang sakit, dan untuk santri hasil test reaktif. Untuk satu kamar diisi 2 sampai 3 santri," ujarnya.
Dari 92 santri putri yang reaktif, semuanya adalah orang tanpa gejala dan hasil tracing dari 3 rekannya yang reaktif. Mereka kemudian dijadwalkan untuk tes swab pada Selasa, 18 Agustus 2020 pagi di dua rumah sakit pemerintah. Satu santri dijemput orangtuanya dan mendapatkan penanganan dari Puskesmas.
"Rabu pagi terkofirmasi ada dua orang santri yang positif corona dan mereka langsung dievakuasi ke ruang isolasi di rumah sakit. Lalu pada Rabu malam, terkofirmasi ada 2 santri positif dan mereka juga dievakuasi ke rumah sakit untuk menjalani perawatan pada Kamis siang," pungkasnya.
Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banyuwangi, total ada 77 santri yang dinyatakan positif Covid-19. Dari 96 sampel swab santri yang diambil, diketahui saat ini hasilnya ada 77 santri yang konfirmasi terpapar covid-19, negatif 13, dan 6 sisanya belum keluar hasilnya.
Advertisement