Ini Keterangan Pacar dan Mantan Suami Ibu Muda yang Tewas di Lamongan kepada Polisi
Siapa pelaku terlibat kasus tewasnya ibu muda dan anak usia 3 tahun di Desa Banjarwati, Kecamatan Lamongan, Jawa Timur yang mayatnya ditemukan Jumat 19 Juli 2024, sore lalu.
Pastinya, selang beberapa saat sejak kasus tewasnya Nin, 27 tahun asal Blitar dan Ar, 3 tahun tersebut muncul ke permukaan, Polres Lamongan langsung memintai keterangan dua orang lelaki yang dianggap paling awal ada di tempat kejadian perkara.
Kebetulan lelaki itu, Ad dan SB, alias Kif, panggilan akrabnya belakangan diketahui asal Kecamatan Kanigoro, Blitar.
Ad adalah pacar Nin, orang yang kali pertama mengetahui korban tewas. Sedang Kif, adalah mantan suami korban, yang datang ke tempat kejadian perkara (TKP) tidak beberapa lama dari kabar korban ditemukan tewas.
Jadi wajar jika polisi secepatnya membawa kedua lelaki tersebut ke mapolsek terdekat dan selanjut dibawa ke mapolres untuk dimintai keterangan.
Dengan dibawanya dua lelaki tersebut oleh polisi, tak heran bila memunculkan prasangka buruk dari sejumlah masyarakat, yang menduga-duga kalau salah satu dari mereka adalah pembunuhnya.
"Ya Allah lek emang bener mantan suami kok yo tego sih yo, gak liat ta iku anak e dewe," ujar salah seorang netizen yang berkomentar di akun Instagram yang memuat berita mengenai tewasnya Nin.
Sementara itu, pihak Polres Lamongan belum bisa memberikan keterangan terkait adanya indikasi pembunuhan atau tidak, apalagi memastikan adanya tersangka kendati sudah meminta keterangan dari Ad dan Kif.
Belum ada informasi soal itu (pemeriksaan Kif dan Ad). Nanti setelah ada kepastian dari hasil tim forensik Dokkes Polda (Jatim) pasti akan kita informasikan," tandasnya, Sabtu 20 Juli 2024.
Ad dan Kif, tampak lelah ketika duduk di kursi depan kantor Satreskrim Polres Lamongan. Mata keduanya sayu. Mereka duduk berhadapan, tetapi keduanya tidak saling bicara satu sama lain.
Kif baru terlihat menegakkan punggungnya dari sandaran kursi kayu panjang ketika Ngopibareng.id menyapanya.
"Ya capek. Belum tidur mulai kemarin," akunya.
Kif sapaan akrab SB membenarkan kalau dia mantan suami korban. Ia menikah siri selama dua tahun dan bercerai pada Februari 2024 lalu.
Sejak cerai, ia mengaku terakhir bertemu dengan korban tiga hari menjelang Idul Fitri lalu dan setelah itu tidak bertemu atau berkomunikasi lagi.
Kalau pun saat korban ditemukan tewas, dia tidak lama datang ke TKP. Ia mengaku, kedatangannya hanya sebuah kebetulan. Saat itu, dia bertiga dengan temannya sedang nongkrong di warung kopi sekitar 300 meter dari rumah Nin.
"Saya datang ke lokasi karena mendengar Nin meninggal. Setelah tahu memang benar, saya syok dan kasihan. Namanya juga pernah serumah," terangnya.
Kif juga merasa heran bisa berada di dekat TKP. Kif yang kesehariannya sebagai nelayan mengaku baru saja datang melaut. Tepatnya, Kamis 18 Juli 2024 pagi. Esoknya, dia hendak service handphone, tetapi diajak temannya ngopi dekat TKP.
"Jadi saya tidak tahu ada kejadian apa. Semuanya sudah saya sampaikan kepada pak polisi," terangnya.
Adapun cerita Ad lain lagi. Pacar korban ini memang sengaja datang ke rumah Nin. Setelah dua kali melintas di depan rumah atau warung korban, pagi dan ketika masuk waktu siang. Karena masih juga tertutup, ia pun menaruh curiga dan memutuskan mampir untuk mengetahui kondisi korban.
"Baru sekitar jam dua saya balik lagi. Juga masih tutup, tapi tiba-tiba saya curiga dan mencoba cari tahu," ujarnya.
Kecurigaan Ad terjawab. Ia yang berusaha mengintip dari sebuah lubang melihat korban dan anaknya terbujur kaku di atas ranjang. Ia juga mengaku sempat mengangkat tangan korban. "Kondisinya sudah kaku," jelasnya.
Lebih jauh, Ad menuturkan, Jumat 19 Juli 2024 dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, Ad mengaku sempat berkomunikasi melalui video call dengan korban. Berbincang mengenai berbagai masalah.
Kalau pun dia berniat mendatangi rumah Nin, salah satu alasan karena pacarnya itu mengaku sedang banyak masalah. Di antaranya soal bisnis sayur mayur secara online. Informasinya, Nin mendapatkan laba Rp11 juta tapi belum terbayar.
Oleh orang yang mengajak berbisnis, diakuinya seorang lelaki, motor korban juga sering dipinjam. "Saat saya mengetahui Nin itu meninggal, ternyata handphone dan perhiasan yang biasa dikenakan tidak ada," lanjutnya.
Ad mengatakan apa yang diceritakannya itu juga sudah disampaikan kepada penyidik. Kini, polisi butuh kerja ekstra keras untuk menangkap pelaku sebenarnya.