Ini Kesamaan dan Perbedaaan Antara Ducati Lenovo dengan Pramac Jelang Balapan Terakhir di Barcelona
Gelar MotoGP 2024 akan diraih oleh pembalap Ducati dengan motor GP24, saat Jorge Martin dan Francesco Bagnaia menuju pertarungan putaran terakhir di Barcelona.
Musim 2024 menjadi tahun gemilang bagi Ducati, yang telah menampilkan performa paling dominan sebagai pabrikan di era modern.
Sejauh ini, mereka hampir memenangi semua balapan, kecuali satu dari 19 grand prix yang digelar pada tahun 2024, dengan 15 di antaranya diraih oleh pembalap GP24.
Sejauh ini, mereka telah memenangi semua kejuaraan, dengan gelar pembalap untuk tahun ketiga berturut-turut yang juga jatuh ke tangan brand Italia tersebut.
Martin unggul 24 poin atas Bagnaia menjelang pertarungan final akhir pekan depan, dengan Bagnaia telah memenangi 10 grand prix, sedangkan rivalnya dari Pramac hanya tiga.
Ducati telah mempertahankan dukungan yang sama untuk kedua pembalap pada tahun 2024, bahkan mengakhiri pengembangan GP24 di paruh kedua musim untuk memastikan persaingan yang ketat untuk penentuan kejuaraan.
Namun ada perbedaan kecil pada mesin kedua pengendara yang disesuaikan dengan keinginan dan kenyamanan pribadi pembalap.
“Preferensi pribadi, jika Anda melihat sekilas, Anda dapat melihat Pecco Bagnaia lebih menyukai garpu yang lebih tua,” ujar Michael Laverty dari TNT Sport menyampaikan analisisnya di Malaysia.
“Pukulannya lebih pendek, dan ia memperlihatkan lebih sedikit tabung di bagian atas. Sedangkan Jorge Martin memamerkan garpu 45mm, jadi itu preferensi pribadi dalam hal geometri yang rata, tinggi pengendara.”
"Jika Anda melihat bodi aerodinamisnya, keduanya identik. Ada dua versi, tetapi Pecco dan Jorge memilih yang serupa dengan saluran downwash karena keduanya berfungsi.”
“Mesinnya identik. ECU, kami tahu dari sisi kejuaraan, itu sama untuk setiap tim di jalur pit ini.”
Bagnaia mengatakan di Sepang akhir pekan lalu bahwa ia kembali menggunakan garpu depan lama yang dipakai pada GP Spanyol hari Jumat dan belum mengganti motornya sejak itu.
Perbedaan terbesar antara keduanya, seperti yang ditunjukkan Laverty, adalah dukungan teknis di dalam tim pabrikan dengan pit milik Pramac.
“Perbedaan utamanya muncul saat teknisi menyambungkannya (ke sepeda). Ada banyak teknisi yang mengumpulkan data dengan potensiometer di setiap komponennya.”
Ada sekitar 10 atau 20 teknisi berkualitas di garasi Ducati pada balapan jarak jauh. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding tim independen seperti Pramac yang hanya memiliki sejumlah teknisi berkualitas.