JK: Lebih Mudah Atur Protokol Sehat di Masjid daripada di Mal
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK), mengatakan penerapan protokol kesehatan di masjid lebih mudah diatur dibandingkan pasar atau mall.
Kritik disampaikan mantan wakil presiden di era SBY dan Joko Widodo di periode pertama, sehubungan rencana dibukanya kembali masjid dan tempat ibadah yang lain jika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selesai diterapkan.
"Saya ingin sampaikan bahwa masjid lebih mudah diatur protokol kesehatannya dibanding tempat umum yang lain, kayak pasar, kayak mal, atau kayak apaan, tempat ibadah jauh lebih mudah. Dan tempat ibadah itu orang beribadah, kalau di masjid ya, paling setengah jam selesai. Jadi lebih mudah, dibanding kalau Anda pergi ke pasar, mall bisa berjam-jam, di kantor bisa lama," kata JK dalam siaran pers Selasa 2 Juni 2020 malam.
Sehubungan dengan dibukanya kembali tempat ibadah dengan menerapkan protokol kesehatan, DMI telah mengeluarkan edaran bernomor 104/PP-DMI/A/V/2020 tentang Edaran ke-III dan Jamaah dalam The New Normal. JK menekankan pentingnya menjaga kebersihan masjid dan penerapan protokol kesehatan yang ketat saat melakukan salat berjemaah di masjid.
"Semua penting tentu, bahwa diatur protokol kesehatannya, masjid selalu dibersihkan, jangan pakai karpet, yang pakai AC agar buka AC-nya, itu juga penting, AC jangan dihidupkan di masjid. Jadi harus terbuka supaya udara itu terbuka," JK.
"Apabila nanti sudah dibuka katakanlah PSBB di suatu daerah, juga daerah-daerah yang sudah dinyatakan bersih, itu masjid silakan kita buka dengan syarat protokol kesehatan yang ketat, ya seperti tadi itu ada tempat cuci tangan, pakai masker semua, bawa sajadah, kemudian jaga saf dengan baik, paling sedikit 1 meterlah," imbuhnya.
JK meminta semua jemaah mematuhi aturan protokol kesehatan tersebut. Menurutnya, aturan itu dibuat untuk melindungi keselamatan para jemaah di masjid.
"Ya tentu ini masjid lebih mudah karena ini juga agama itu harus mendahulukan keselamatan jemaah dan keselamatan orang. Ini kita bikin aturan demi keselamatan jemaah dan keselamatan keseluruhan," kata Yusuf Kalla.
Rencana dibukanya kembali tempat ibadah ini juga diapresiasi Ketua Presedium Konferensi Wali Geraja Indonedia (KWI) Ignatius Kardinal Suharyo.
"Rencana dibukanya kembali tempat ibadah tersebut juga menjadi keinginan tokoh tokoh lintas agama. Bahkan ada yang sempat bertanya mall dan pasar serta pusat perniagaan boleh buka, sedang tempat ibadah tidak," kata Kardinal Suharyo yang merangkap Uskup Agung Keuskupan Jakarta.
Advertisement