Ini Hitungan Weton dan Prediksi Kemenangan Gus Ipul-Puti vs Khofifah-Emil
Bagi mayoritas orang Jawa, nogo dino atau hitungan weton adalah sebuah hal yang harus diperhitungkan dan dilakukan. Setiap memulai hajat baik, menikah membangun rumah, memulai usaha maupun hajat baik lain, pasti weton akan menjadi patokan.
Begitu juga saat pemilihan kepala daerah (Pilkada) kali ini, beragam elemen masyarakat ternyata juga melakukan hitungan weton untuk meraba siapa dari dua pasangan yang berlaga di Pilgub Jawa Timur yang nanti bisa menang.
Salah satu hitungan weton tersebut saat ini bahkan viral di media sosial. Dan berikut ulasan weton yang kini viral itu :
Ini mungkin tulisan saya yang ditunggu-tunggu. Tapi percayalah, hitungan weton ini masih sangat lemah jika untuk memprediksi, tetapi sebagai upaya untuk memahami, sebuah reasoning, bisa sedikit membantu. Mengapa? Karena dalam hitungan weton jawa sebenarnya ada 10 hari (waktu) yang digunakan basis analisisnya, dari Eka Wara sampai Dasawara.
Hari seperti Senin, Selasa itu masuk Saptawara (7 hari satu siklus), sedangkan pasaran Legi, Pahing, Pon itu masuk Pancawara (5 hari satu siklus). Dus hanya 2 variabel dari 10 variabel. Jika bisa sampai pada Ekawara (1 waktu), misalnya detik, menit, jam, hari procotnya jabang bayi, akan sangat membantunya. Tapi yo siapa bisa dapat data seperti itu? menit yang ada pada jam seseorang bisa lain pada jam orang lainnya.
Saya melihat penggunaan weton yang sangat kental itu pada pilpres lalu. Sangat unik dan luar biasa, apalagi penentuan pasangan Prabowo menggandeng Hatta Rajasa dilakukan saat akhir waktu pendaftaran. Jokowi dan Prabowo sama-sama berweton Rebo Pon, sedangkan Jusuf Kalla Jumah Legi, nah Hatta Rajasa berweton Jumah Legi pula. Klop. Dari hitungan weton ini, maka sebenarnya potensi menang dan kalah sama persis, 50-50.
Nah, pasca mundurnya Anas, tentu diusahakan mencari pasangan yang neptunya kalau bisa sama dengan Anas, karena sudah biar kekuatannya sama. Khofifah wetonnya
Rebo Legi (7+5=12), sedangkan Emil Dardak Minggu Pahing (5+9=14), jika ditotal berjumlah 26. Gus Ipul wetonnya Jumah Pahing (6+9=15), sedangkan Anas wetonnya Kemis Pahing (8+9=17). Nah siapa pemilik neptu 17?
Puti Guntur Sukarno lahir di Jakarta 26 Juni 1971, wetonnya Sabtu Kliwon (8+9-17), sama persis kan besaran hari,pasaran dan neptunya dengan Anas? Jadi masuk akallah kalau ini jadi pertimbangan.
Bagaimana peluangnya, lagi-lagi ini dasarnya pal rabi, hitungan perjodohan saja. Jika jumlah GI-PG adalah 32, sedangkan KI-ED jumlahnya 26. Pilihannya jatuh pada 27 Juni 2018, hari Rebo Pon, neptunya 14. Jika pasangan GI-PG ditambah hari coblosan maka jumlahnya 46, sedangkan KI-ED jumlahnya menjadi 40.
Jika memakai bagi 5, maka GI-PG sisanya 1 (46-45), jatuhnya Sandang (1), sedangkan KI-ED sisanya 0 (45/5=0, atau 5 yg jatuh Pati). Namun, jika memakai bagi 7, maka pasangan GI-PG sisa 4 (46-42) adalah Sumur Sinaba, sedangkan KI-ED ketemu 5 (40-35) adalah Satrio Wirang. Silakan dimaknai sendiri.
Sekali lagi ini baru dua variabel dari 10 variabel, dan ini bukan alat prediksi, tapi hanya untuk memahami. Kemungkinan untuk menang banyak faktornya, tinggal memanfaatkan sifat Padewan (hastawara), paningron (sadwara), Padangon (sangwara) dan lainnya. Jika memaksimalkan 8 variabel lainnya, meski hitungan neptunya kalah, bisa jadi dialah pemenangnya dan sebaliknya yang mempunyai neptunya bagus, jika tidak bisa memanfaatkan variabel lainnya, atau dengan kata lain memperhatikan kelemahannya sendiri, yang terjadi juga sebaliknya dia akan kalah.
Jadi, paham kan mengapa Puti?
Jadi, mari ngopi....eh ya, malam jumat kan?
Advertisement