KRI Nanggala-402, Ini Harapan Orangtua Serda Ede Pandu Yudha
53 kru Kapal Selam KRI Nanggala 402 secara resmi dinyatakan gugur pasca tenggelamnya kapal berjuluk monster laut itu, pada Rabu, 21 April 2021. Kabar ini membawa duka yang mendalam pada keluarga korban.
Wahyudi, ayah kandung Serda Ede Pandu Yudha Kusuma menyatakan, sebagai orangtua dirinya berharap anaknya bisa pulang dalam kondisi apapun dan dalam situasi apapun.
"Harapan kita bisa kembali dalam situasi apapun seperti apapun. Kalau memang dinyatakan gugur, bisa dibawa pulang. Sebagai orangtua ingin merawat untuk terakhir kalinya," ujar Wahyudi, Minggu, 25 April 2021.
Sebenarnya sejak awal dia dan istrinya sudah memahami resiko anaknya menjadi tentara. Apalagi berdinas di kapal selam resikonya lebih besar. Saat ini istrinya masing sering pingsan karena terpukul dengan musibah ini. Karena memang selama ini setiap mau berangkat Dinas, Pandu selalu pamit mamanya.
""Memang selama ini, dia kalau mau berangkat layar hanya WA ke mamanya saja," jelasnya.
Sejak kecil, lanjut pria yang merupakan anggota TNI AD ini, cita-cita Pandu memang ingin menjadi tentara. Bahkan keinginan itu sudah terungkap sejak Pandu masih belajar berbicara. Pandu resmi menjadi Anggota TNI AL sejak Desember 2016.
"Sejak belum bisa ngomong itu. Kalau besar memang ingin jadi tentara. Kita sebagai orangtua hanya bisa mengarahkan dan mendukung saja," ujar pria berpangkat Peltu ini.
Dia menceritakan, sekitar seminggu yang lalu dirinya sempat melakukan video call dengan Pandu. Saat itu dia mamerkan sepatu PDL pembagian kepada anaknya. Hal itu memang menjadi kebiasaan antara dia dan anaknya. Setiap mendapatkan pembagian barang dinas selalu saling pamer.
"Saya bilang sepatu itu untuk dia, karena saya sudah mau pensiun. Saya terenyuh saat melihat sepatu itu. Karena ukurannya pas untuk dia," ungkapnya.
Sejak kabar KRI Nanggala-402 tenggelam seluruh tetangga berdatangan untuk menyampaikan simpati. Bahkan warga sekitarnya kompak menggelar istigoshah untuk keselamatan anaknya.
"Istighosah sejak hari pertama, warga sekitar kompak. Sampai hari ini masih terus berlangsung," jelasnya.
Di mata tetangganya, Pandu merupakan sosok baik dan supel dengan tetangga. Menurut Imam Khoiri, salah satu tetangganya, kepribadian Pandu yang baik membuat semua tetangganya sangat kehilangan. Terakhir dirinya bertemu dengan Pandu Sekitar dua minggu lalu. Saat itu Pandu sempat bermain voli bersama warga.
"Intinya dia itu orangnya baik. Jadi kita semua juga merasa kehilangan. Dia salah satu putra terbaik Banyuwangi," ujarnya.
Advertisement