Ini Gangguan Kesehatan yang Bisa Ditimbulkan dari Abu Vulkanik
Gunung Semeru yang mengalami erupsi terus mengeluarkan abu vulkanik sejak Minggu, 4 Desember 2022. Guguran abu vulkanik yang terhirup bisa membahayakan bagi paru-paru dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
Hal ini diungkapkan Dokter spesialis paru RS Unair, dr Alfian Nur Rosyid Sp P(K) FAPSR FCCP. "Abu vulkanik yang terhirup saat erupsi bisa menyebabkan gangguan jangka pendek dan jangka panjang," terangnya Selasa, 6 Desember 2022.
Ia pun menjelaskan dampak tersebut sebagai berikut:
1. Menyebabkan Saluran Pernapasan Menjadi Bengkak.
Dokter Alfian mengungkapkan, abu vulkanik mengandung partikel kecil yang bisa terhidup sengaja ataupun tidak sengaja. Selain itu, hawa panas dari abu vulkanik juga bisa berdampak pada saluran pernapasan.
"Jangka pendeknya seseorang bisa mengalami penyempitan saluran pernapasan, batuk, sesak, iritasi bahkan nyeri," katanya.
Lanjutnya, bila ada partikel kecil yang terhirup sampai paru-paru juga akan menyebabkan gangguan pernapasan dalam kondisi akut sesaat.
2. Menyebabkan Masalah Pernapasan Kronis.
Bila abu vulkanik terus terhirup dalam jumlah banyak, jangka panjangnya bisa menyebabkan masalah pernapasan kronis.
"Ketika mengalami gangguan pernapasan akut maka harus segera ditangani agar tidak menjadi fatal atau kronis," terang dokter Alfian.
Gejala awal yang sering dialami akibat menghirup abu vulkanik antara lain, batuk kering, iritasi merangsang batuk dan gatal di tenggorokan.
Sebenarnya, menurut dokter Alfian, tubuh bisa melindungi diri sendiri dari bahaya abu vulkanik dengan mengeluarkan dahak. Partikel kecil dari erupsi yang terhidup bisa dikeluarkan melalui dahak.
"Tapi sebaiknya ketika berada di wilayah dengan intensitas abu vulkanik tinggi harus menggunakan masker. Kalau tidak ada masker bisa menutupi hidung dan mulut dengan kain, tisu atau sapu tangan," jelasnya.
3. Selain Pernapasan, Abu Vulkanik Juga Berisiko untuk Anggota Tubuh lainnya.
Seperti pada mata juga bisa menyebabkan iritasi, maka itu perlu menggunakan kacamata.
"Abu vulkanik juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan, kulit, gangguan kecemasan, gangguan tidur. Tapi yang paling utama memang saluran pernapasan dan mata, karena mau tidak mau mereka yang ada di lereng Gunung Semeru harus bernapas dengan udara yang ada," jelas dokter RS Unair ini.
Ia pun menyarankan, agar masyarakat dievakuasi ke tempat yang aman dari abu vulkanik. Karena bisa berdampak pada gangguan kesehatan.
"Misalkan sistem air irigasi kurang bagus bisa berdampak diare, termasuk gatal di kulit bisa terjadi kepada pengungsi. Jika tidak diperhatikan bisa berdampak pada penyakit yang lain," tandasnya.
Advertisement