Ini Diagnosa Medis 8 Korban Tragedi Kanjuruhan Tersisa di RSSA
Rumah Sakit (RS) Saiful Anwar, Malang hingga saat ini masih merawat sebanyak delapan orang yang menjadi korban dari tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu. Sebanyak delapan korban tersebut ada yang mengalami gejala berat dan sedang.
Rinciannya, bagi korban yang mengalami gangguan kesehatan kategori berat, sebanyak empat orang ditempatkan di ruang Intensive Care Unit (ICU) dan empat orang kategori sedang ditempatkan di ruang High Intensive Care Unit (HCU).
Direktur Utama (Dirut) RS Saiful Anwar, dokter Kohar Hari Santoso mengatakan bahwa sebanyak empat orang yang sedang menjalani perawatan di ruang ICU adalah korban tragedi Kanjuruhan yang membutuhkan alat bantu pernapasan.
“Di ICU ada empat orang. Ada yang masih menggunakan alat bantu pernapasan ada empat korban,” ujarnya pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Kohar mengatakan, korban tragedi Kanjuruhan yang membutuhkan alat bantu pernapasan tersebut berdasarkan diagnosa medis mengalami kontusio pada bagian paru-paru.
Kontusio adalah kondisi cedera pada jaringan paru-paru tanpa kerusakan struktural bisa disebabkan akibat kecelakaan atau tertimpa beban berat.
“Ada berbagai kondisi seperti, di parunya ada kontusio. Itu lebih ke teknis medis,” katanya.
Selain itu, kata Kohar ada juga korban yang mengalami hilang kesadaran disebabkan adanya benturan pada bagian kepala ketika tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.
“Seperti ada benturan di kepala, sehingga kesadarannya menurun. Bagaimana otaknya mengalami injury secara menyeluruh,” ujarnya.
Sementara untuk korban yang dirawat di ruang HCU rata-rata mengalami luka-luka pada bagian kulit hingga patah tulang.