Ini Dia Potret Keempat Guru Besar Baru Petra Christian University
Memasuki Tahun Baru 2024, Petra Christian University (PCU) berhasil menambah empat guru besar atau profesor yang akan dikukuhkan pada hari Jumat, 26 Januari 2024 mendatang.
Oleh karenanya, PCU menggelar konferensi pers untuk memperkenalkan keempat guru besar atau profesor yang akan dilantik pada Selasa, 16 Januari 2024 di Gedung J PCU, Jalan Siwalankerto, Surabaya.
Keempat guru besar atau profesor yang akan dikukuhkan tersebut adalah Prof. Juniarti, Prof. Njo Anastasia, Prof. Juliana Anggono, dan Prof. Zeplin Jiwa Husada Tarigan.
Dalam pemaparannya, Prof. Juniarti menjelaskan mengenai karya ilmiahnya yang berjudul "Rumus Investasi Aman Bagi Pemula". Menurut guru besar School of Business and Management (SBM) Petra ini, menabung saham di pasar modal akan dapat mengantar Generasi Z untuk mendapatkan keuntungan yang jauh lebih tinggi, dibanding dengan menabung lewat deposito berjangka.
Dengan menabung di pasar modal, mereka dapat memberikan modal secara tak langsung kepada perusahaan yang akan dituju untuk berinvestasi saham. Namun menurutnya ada kiat-kiat yang harus dijalani oleh para pemula.
"Pertama, liat produknya. Perusahaan yang bergerak di bidang konsumsi akan lebih stabil. Jangan berinvestasi di perusahaan energi karena fluktuaktif. Kedua, lihat sektor industri perusahaan. Ketiga, lihat nama dan pamor perusahaan. Terakhir, teliti dengan manajemennya," ujarnya.
Selanjutnya, Prof. Njo Anastasia, guru besar di bidang Manajemen Keuangan, memaparkan karyanya yang bertajuk "Masa Sih Generasi Muda Sulit Punya Rumah Sendiri".
Dosen Finance & Investment Program ini menerangkan populasi Generasi Milenial dan Generasi Z yang terdiri sekitar 55 persen dari jumlah penduduk Indonesia saat ini, membutuhkan properti atau tempat tinggal, baik itu rumah atau apartemen.
Karena harga properti atau tempat tinggal yang tidak berbanding lurus dengan penghasilan mereka, bu Anas, sapaan akrabnya, berusaha menjelaskan kiat-kiat untuk mereka agar dapat memiliki tempat tinggal di masa yang akan datang.
"Gen Milenial dan Gen Z sulit memiliki properti sendiri karena penghasilan yang tidak sesuai dengan kenaikan harga properti. Saya sarankan sejak dini bukan untuk menabung, tapi berinvestasi," ujarnya.
Selain berinvestasi, Anas juga memiliki beberapa saran bagi mereka Generasi Milenial dan Generasi Z yang ingin memiliki hunian sendiri.
"Properti ini mahal dan membutuhkan dana besar. Waktunya panjang dan harus berhati-hati. Sebaiknya perhatikan tujuan, kondisi fisik lingkungan, dan upayakan investasi sedini mungkin," pungkasnya.
Sementara itu, Prof. Juliana Anggono, guru besar bidang Teknik Mesin menjelaskan penelitian ilmiahnya mengenai interior mobil yang ramah lingkungan, berjudul "Material Interior Mobil yang Sustainable, Campuran antara Bahan Alam dan Bekas".
Wakil Rektor Bidang Akademik PCU ini menjelaskan, dengan seiring berjalannya waktu, kebutuhan untuk material mobil yang harus menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Oleh karena itu, ia mencoba memikirkan dan meneliti beberapa bahan untuk dijadikan sebagai komposit.
"Saya mencoba menggabungkan plastik matriks polipropilena (PP) dan bahan alami yaitu serat ampas tebu yang kami dapat di Sidoarjo. Plastik punya sifat sangat lunak, tapi begitu dikasih serat ampas tebu yang punya sifat lebih kuat, maka bahan plastik akan jadi lebih kuat dan kaku," tutur Juliana.
Penyandang gelar PhD dari University of Manchester ini menegaskan, bahan seperti ini yang sedang dibutuhkan oleh industri yang bergerak di bidang otomotif, untuk memenuhi SDGS Pasal 12.
“Sekarang mobil harus diproduksi dengan material yang ringan supaya tidak banyak menggunakan bahan bakar dan mencegah polusi. Maka dari itu banyak perusahaan yang memilih pakai bahan plastik, tapi plastik tidak sustainable. Yang paling tepat adalah dengan menambahkan serat alam di dalam bahan yang dipakai," paparnya.
Terakhir, Prof. Zeplin Jiwa Husada Tarigan, guru besar di bidang Ilmu Manajemen memaparkan penelitiannya di bidang Manajemen Produksi dan Operasional, bertajuk "Human Machine Interface Guna Meningkatkan Daya Saing Supply Chain".
Kepala Pusat Penelitian PCU ini menerangkan semenjak Pandemi Covid-19, perusahaan harus memiliki sebuah sistem yang dapat mengendalikan mesin untuk memantau secara real time aktivitas dan data di gudang setiap saat.
"Pengendalian aktivitas produksi tidak semata-mata oleh operator lagi, tapi menggunakan mesin. Hasilnya lalu otomatis masuk ke sistem yang dimanfaatkan oleh supplier langsung," paparnya.
Zeplin juga menambahkan dengan adanya integrasi yang terjadi, sistem tersebut dapat diakses oleh semua departemen terkait, sehingga dapat lebih efektif serta efisien.
Dengan kehadiran keempat guru besar atau profesor anyar tersebut, Rektor Petra Christian University, Djwantoro Hardjito menyebut PCU telah memiliki total 17 guru besar dari sekitar 300 tenaga pengajar yang tersebar di 8 fakultas.
Ia juga berpesan kepada para guru besar yang akan dilantik ini untuk tidak menjadikan acara pengukuhan mendatang sebagai puncak dari karir sebagai tenaga pengajar.
"Kami semua bersukacita dengan pencapaian yang teman-teman raih. Namun ingat, gelar profesor yang disandang bukan merupakan puncak karya. Teman-teman harus menjadi pemimpin dan menggeret gerbong. Ini adalah tanggung jawab yang besar dan luar biasa," pesannya