Ini Data Anak Usia Sekolah di Banyuwangi yang Terpapar Narkoba
Dinas Pendidikan Banyuwangi melontarkan keinginan adanya panti rehabilitasi narkoba khusus untuk anak-anak sekolah atau pelajar. Keinginan ini dilatarbelakangi banyaknya pelajar di Banyuwangi yang terpapar narkoba.
Keberadaan panti rehabilitasi narkoba khusus anak-anak diharapkan hak belajar yang terpapar narkoba tidak hilang saat menjalani rehabilitasi.
Muncul pertanyaan seberapa tinggi urgensi untuk pembentukan panti rehabilitasi narkoba khusus untuk anak-anak pelajar ini. Ngopibareng.id berusaha mengumpulkan data pelajar atau anak-anak usia sekolah yang terpapar narkoba.
Data dari Lembaga Rehabilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba (LRPPN) Banyuwangi, setiap tahun selalu ada anak-anak usia sekolah yang direhabilitasi di Lembaga yang berkantor di Jl Kepiting Banyuwangi.
“Lembaga kami sudah aktif melakukan rehabilitasi sejak tahun 2018,” jelas Pembina LRPPN Banyuwangi, M. Hakim Said, Jumat, 5 Agustus 2022.
Dia menjelaskan, jumlah orang yang direhabilitasi LRPPN selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018 sejumlah 10 orang, tahun 2019 sebanyak 15 orang, 2020 sebanyak 26 orang, 2021 sebanyak 31 orang.
“Untuk tahun 2022 hingga bulan Juli sudah ada 34 orang yang melakukan rehabilitasi di tempat kami,” jelasnya.
Setiap tahunnya, menurut Hakim, dari total pengguna narkoba yang direhabilitasi sebanyak 15 persennya berasal dari kalangan pelajar atau anak usia sekolah. Dominasinya, kata Hakim, pada anak usia sekolah SMA/SMK.
Lebih jauh dijelaskan, mereka yang direhabilitasi di LRPPN sebagian besar merupakan peserta rehabilitasi mandiri. Artinya, lanjut pria yang pernah berkecimpung di dunia jurnalis ini, mereka datang ke LRPPN untuk melakukan rehabilitasi atas kesadaran pribadi.
“Ada juga yang melakukan rehabilitasi berdasarkan keputusan dari pengadilan,” ujarnya.
Jenis narkoba yang menyentuh anak-anak usia sekolah ini, menurutnya, mulai dari pil koplo seperti trihexyphenidyl, dekstro ataupun pil Y. Jenis obat-obatan terlarang ini biasanya dikonsumsi anak-anak usia SMP/MTs. “Untuk anak usia SMA/SMK biasanya sudah mulai terpapar narkoba jenis sabu,” bebernya.
Ngopibareng.id juga mendapatkan data anak usia sekolah yang terjerat hukum dalam kasus penyalahgunaan narkoba di Satuan Reserse Narkoba Polresta Banyuwangi. Pada tahun 2022 ini belum ada anak usia sekolah yang terjerat kasus narkoba.
“Untuk tahun 2021 ada dua anak usia sekolah yang terlibat penyalahgunaan narkoba jenis sabu,” kata Kasat Kasat Narkoba Polresta Banyuwangi, Kompol Rudi Prabowo.
Sementara, Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) Banyuwangi, mencatat, pada periode Januari hingga Juni 2022 ini terdapat 40 anak usia sekolah yang terpapar narkoba. Rata-rata mereka terpapar narkoba yang penggunaannya menggunakan jarum suntik.
“Diantaranya jenis suboxone atau jenis narkoba lain yang penggunaannya dengan jarum suntik,” jelas Ketua Perkumpulan KKBS, Moch Hairon.
Mengenai perlunya panti rehabilitasi khusus untuk anak usia sekolah, pria yang akrab dipanggil Hairon ini mengaku kurang sepakat dengan panti rehabilitasi narkoba khusus untuk anak sekolah. Menurutnya mekanisme yang diterapkan pada panti rehab itu berbeda. Tidak hanya itu, rehabilitasi itu tentunya akan beririsan dengan hukum.
“Jadi khawatirnya, kalau ditaruh di panti rehab khawatirnya jadi labelling pada anak,” ujarnya.
Dia menyebut, sebaiknya Dinas Pendidikan bermitra dengan lembaga pegiat narkoba seperti P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkotika), BNNK atau lembaga pegiat narkoba yang lain untuk memperkuat Bimbingan Konseling (BK) di sekolah.
Karena, menurutnya, pelajar secara hukum berlaku lex specialis. Tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Oleh karena itu, untuk menangani pelajar yang terpapar atau mengalami ketergantungan narkoba lebih baik dilakukan melalui penguatan BK.
“Jadi penguatannya ada di BK bimbingan konseling, jadi masih pada wilayah sekolah. Kalau butuh penanganan lebih lanjut maka sekolah bersangkutan bisa bermitra dengan P4GN atau BNNK yang ada atau lembaga pegiat narkoba biar ditangani,” tegasnya.
Advertisement