Ini Dampak Perang Rusia-Ukraina untuk Indonesia
Perang antara Rusia dan Ukraina juga dirasakan dampaknya di Indonesia. Kementerian Perdagangan membeberkan berbagai dampak dari konflik antara Rusia dan Ukraina, terutama pada sejumlah komoditas yang dipasok dua negara ke Indonesia.
Komoditas Asal Ukraina dan Rusia
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, dampak bagi Indonesia dirasakan terutama pada komoditas utama yang dipasok oleh kedua negara.
Di antaranya adalah harga dan pasokan minyak nabati dan tepung yang diproduksi Ukraina. "Pengaruhnya adalah bahan pokok yang dilihat akibat Ukraina-Rusia, pasokan minyak nabati dunia akan terganggu," katanya, dikutip dari cnnindonesia.com, Sabtu 5 Maret 2022.
Selanjutnya adalah naiknya harga minyak dunia. Hal tersebut wajar sebab Rusia dan Ukraina merupakan negara penghasil minyak dan gas global.
Harga komoditas kelapa sawit (CPO) juga akan melonjak. Tapi ia meyakini harga di dalam negeri bakal terjaga karena pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu di level masyarakat.
Harga Naik
Hal serupa juga sempat disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia menyebut harga kepala sawit melonjak, dari US$1.200 per ton menjadi US$1.700-an per ton atau meroket 40 persen.
Selanjutnya, harga minyak mentah (crude oil) global menjadi di kisaran US$100-US$120 per barel. "Kemudian harga gas naik ke US$50," katanya. Bagi Indonesia, kenaikan harga akan berpengaruh karena masih ada migas yang diimpor dari Rusia.
Ketiga, kenaikan harga atau pasokan untuk gandum dan sereal yang sebelumnya banyak dipasok oleh Ukraina.
Keempat, RI harus mencari negara substitusi impor atau penerima ekspor sementara akibat pembekuan akses Rusia ke SWIFT, jaringan sistem pembayaran terbesar di dunia.