3 Dampak Jika Pengurangan Cabor di PON 2020 Jadi Dilaksanakan
Rencana pengurangan cabang olahraga yang akan dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua membuat gonjang-ganjing dunia olah raga nasional. Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia, Provinsi Jawa Timur, Erlangga Satriagung pun menyebut, jika rencana ini jadi dilaksanakan maka akan berdampak buruk bagi pembinaan atlet di Indonesia dan Jawa Timur khususnya.
Setidaknya ada tiga dampak buruk jika pengurangan cabang olah raga jadi dilaksanakan.
1. Mental pemain drop
Erlangga menyebut, daerah-daerah pasti sudah melakukan persiapan untuk bertanding di PON 2020 nanti. Namun, setelah mendengar kabar akan ada pengurangan cabor, maka mental atlet cabang olah raga yang batal dipertandingkan dalam PON 2020 di Papua akan drop.
"Saya yakin setiap daerah sudah lakukan persiapan selama tiga tahun ini. Kalau memang dikurangi maka kita akan kesulitan soal membangkitkan mental pemain kembali di kejuaraan olahraga lain, karena mereka pasti mengira akan membuang waktu," kata Erlangga, Selasa 3 September 2019.
2. Muncul kesan buang-buang uang
Setiap daerah yang akan berlaga di Pekan Olahraga Nasional 2020 nanti di Papua tentu sudah melakukan pembinaan atlet jauh-jauh hari sebelumnya. Dalam pembinaan atlet itu, tentu ada dana yang harus dikeluarkan. Dan jumlahnya tentu saja tak sedikit.
Nah, jika nantinya pemerintah benar-benar merealisasikan rencananya untuk memangkas cabang olahraga yang akan dipertandingkan dalam PON 2020 di Papua, maka muncul kesan daerah terlanjur buang-buang uang untuk melakukan pembinaan.
Padahal cabang olah raga tersebut tak dipertandingkan dalam PON 2020 di Papua. "Pembiayaan yang dilakukan oleh daerah selama ini akan jadi sia-sia," kata Erlang
3. Disorientasi pembinaan
Erlangga juga menyebut pembinaan olahraga jadi tanggung jawab bersama. "Sebetulnya pembinaan olahraga jadi tanggung jawab semua. Nah, sebuah cabor ini kalau sudah ditetapkan dalam PON dan kemudian akan dihapus akan ada disorientasi pembinaan," kata Erlangga.
Dampaknya bukan hanya untuk prestasi nasional namun juga internasional. Karena atlet bertanding bukan hanya untuk mewakili daerah, namun juga akan mewakili nama negara untuk event internasional. " Kalau cabor mengalami disorientasi juga akan sangat buruk bagi prestasi atlet," kata Erlangga.
Atas wacana pemangkasan cabang olahraga yang akan dipertandingkan dalam PON 2020 di Papua nanti, KONI Jawa Timur beserta KONI provinsi lain menyebut sedang berupaya melakukan pembicaraan dengan pemerintah, mulai dari Kemenpora, PB PON, dan penyelenggara PON Papua. Mereka melobi agar rencana tersebut dibatalkan.
"Ini sudah saya sampaikan ke KONI pusat juga. Saya berharap tidak ada pengurangan cabor, agar pembinaan atlet tetap berjalan baik," harap Erlangga.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi mengemukakan hasil rapat terbatas tentang Persiapan Penyelenggaran PON dan Peparnas (Pekan Paralympic Nasional) 2020 di Provinsi Papua. Dari 47 cabang olahraga akan dikurangi menjadi 37 cabang olahraga.