Ini Cerita Susahnya Cari Pendamping untuk Risma dalam Pilgub Jatim
PDI Perjuangan sudah menetapkan nama untuk bertarung dalam pemilihan gubernur Jawa Timur 2024. Mereka adalah Tri Rismaharini berpasangan Zahrul Azhar Asumta atau yang sering dikenal dengan nama Gus Han. Mereka berdua pun sudah mendaftar ke KPU Jatim di hari terakhir pendaftaran pada 29 Agustus 2024 kemarin. Daftar ramai-ramai, diarak kader, hingga bawa Reog Ponorogo.
Namun ada cerita di balik pencalonan itu. Menurut sumber Ngopibareng.id, sebelum ada nama Risma-Gus Hans muncul, ada beberapa nama calon yang digodok PDI Perjuangan bersama partai lainnya untuk maju melawan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Ada beberapa kader PDI Perjuangan yang diusulkan. Kader senior, kader perempuan, hingga kader muda mereka. Sedangkan untuk pendampingnya, maunya dipilih dari Nahdhatul Ulama atau PKB yang diajak koalisi.
Sayangnya, kata sumber itu, di tengah jalan saat penggodokan, PKB memilih cabut dari koalisi PDIP di pemilihan Gubernur Jawa Timur.
Kata sumber ini, kader PDI Perjuangan yang diajukan untuk maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur ada beberapa nama. Nama-nama itu misalnya Tri Rismaharini, Azwar Anas, Budi 'Kanang' Sulistyono, Achmad Fauzi, Dhito Pramono hingga Mochammad Nur Arifin. Nama-nama itu sempat muncul di internal PDI Perjuangan sekitar akhir bulan Juli hingga minggu kedua Agustus,
Sedangkan pendamping dari NU ada nama Menteri Desa Abdul Halim Iskandar, Kiai Marzuki Mustamar, Gus Kautsar, hingga Gus Iqdam. Nama-nama tersebut digodok dengan serius oleh DPP PDIP dan DPD PDIP Jatim berhari-hari. Mereka melihat popularitas dan keterpilihan jika dimajukan. Masing-masing nama coba disatukan dengan berbagai kemungkinan. Termasuk juga restu-restu dari berbagai pihak.
Sampai akhirnya mulai mengkerucut menjadi tiga nama saja dari kader PDIP yang akan diajukan menjadi calon Gubernur Jawa Timur. Sedangkan nama yang dianggap mewakili kalangan hijau ada tiga tiga nama juga. Tapi nama-nama itu masih belum fix alias belum pasti sampai di minggu ketiga bulan Agustus hingga beberapa hari jelang pendaftaran. Bahkan, sampai malam tanggal 28 Agustus, DPP dan DPD PDIP masih otak-atik nama yang akan maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur.
Tapi menurut sumber lain menyebut, sebenarnya cuma ada dua nama yaitu Tri Rismaharini dan Mochammad Nur Arifin yang menjadi kandidat. Sedangkan nama yang dipilih dari kalangan NU, ada nama Kiai Marzuki, Gus Kautsar, dan Gus Iqdam. Di periode ini, nama Gus Hans belum sama sekali muncul.
Seiring dengan berjalannya waktu, nama Risma sudah fix akan diajukan sebagai sebagai calon gubernur yang akan diajukan oleh PDI Perjuangan. Kini, tinggal menentukan wakilnya. Cak Ipin bupati Trenggalek yang kemudian sudah disepakati. Tapi komunikasi politik dan restu dari berbagai pihak ternyata menemui jalan buntu.
Otak atik nama itu tetap deadlock sampai H-1 penutupan pendaftaran. Akhirnya pada 28 Agustus sore, kabarnya nama calon pasangan sudah mengerucut. Alternatif pertama Risma akan dipasangan dengan Sutiaji. Alternatif kedua Risma akan dipasangkan dengan Mufti Anam. Namun beberapa jam kemudian dua alternatif pasangan itu berubah lagi. Penyebabnya, lobi-lobi koalisi dan restu lagi-lagi menumemui jalan buntu. Di saat menemui jalan buntu itu, muncullah nama Gus Hans.
Nama kader Golkar itu diusulkan oleh salah seorang kader PDIP Kota Surabaya yang juga sempat maju sebagai caleg di Kota Surabaya tahun ini. Ia menyebut Gus Hans adalah pendamping yang cocok bagi Risma. Mereka saling melengkapi. Ternyata, Gus Hans dan Risma sempat bertemu di Mekkah.
Setelah berbagai pertimbangan matang dengan melihat dari berbagai aspek, nama itu kemudian menjadi opsi terakhir bagi PDIP untuk maju di pemilihan Gubernur Jawa Timur. Komunikasi ternyata berjalan lancar meskipun Gus Hans merupakan kader partai Golkar. Sekitar jam 23:00, Said Abdullah dan tim DPD PDIP Jatim memutuskan dan mengirimkan lampu hijau ke DPP bahwa yang maju adalah Risma-Gus Hans.
Risma sendiri dalam statementnya ke media saat pendaftaran, sempat menyebut tak mengenal personal sosok Gus Hans. Wajar, karena dari awal nama Gus Hans belum muncul sama sekali. Malahan Cak Ipin dari Trenggalek yang terus dilobi untuk mau maju mendampingi Risma. Kabarnya internal Risma sendiri yang terus merayu Ipin.
"Saya secara personal belum kenal dengan Gus Hans. Kenal gus Hans saat wawancara haji di Mekkah," kata Risma.
Meski tak kenal personal, akhirnya Gus Hans yang didapuk DPP PDIP untuk mendampingi Risma. Padahal dulu di 2018, Gus Hans adalah salah satu orang utama dalam kampanye Khofifah-Emil. Akankah Risma bersama Gus Hans berhasil memenangkan hati rakyat pemilihan Gubernur Jawa Timur? Kita lihat saja hasilnya nanti.
Advertisement