Ini Cara agar Keuangan Mandiri Saat Pensiun
Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence Samuji, menyatakan persiapan keuangan sejak muda penting, agar dapat mandiri secara finansial. Terutama jika kelak dianugerahi usia yang panjang.
Menurutnya strategi finansial yang disusun sejak muda hingga masa pensiun bisa membantu untuk menjadi lansia yang bahagia. “Yaitu jika meninggal dapat memberikan warisan pada anak dan cucu atau jika berumur panjang, sebut saja 75 tahun maka tetap mampu memenuhi kebutuhan sendiri dari simpanan yang telah disiapkan sejak muda,” katanya, dalam siaran pers Minggu 16 Agustus 2020.
Ia lantas memaparkan sejumlah tips strategi finansial yang bisa dilakukan sejak muda.
Usia 20-an
Di usia 20 tahun, pada umumnya orang Indonesia baru saja lulus dari pendidikan tinggi, masih bergantung pada uang saku dari orang tua, meski ada pula yang memilki pekerjaan sampingan.
Bagi yang memiliki pendapatan, Samuji menyarankan untuk mulai mencari informasi tentang investasi. Mulai berinvestasi dengan menyisihkan 5-10 persen dari pendapatan per bulan. Jika telah menggunakan kartu kredit di usia 20 tahunan, Samuji menyarankan sebaiknya minimalisasi hutang. Sebab, jika banyak cicilan kartu kredit, otomatis akan menunda perencanaan hari tua.
Usia 30-an
Menginjak usia 30 tahunan, penting untuk meningkatkan alokasi investasi untuk pensiun. Walau, pada usia ini keinginan untuk memiliki rumah dan mobil meningkat. Keinginan tersebut menjadi penting saat menjadi kebutuhan, tetapi saat memutuskan membeli atau mencicil maka sesuaikan dengan kemampuan membayar. Penting untuk memastikan kemampuan membayar tidak mengancam simpanan hari tua.
Asuransi jiwa menurutnya penting pada rentang usia ini. Pilihlah asuransi jiwa yang jangka waktu perlindungannya panjang. Atau asuransi yang mengunci simpanan tetapi memberikan tambahan loyalty bonus, yaitu sejumlah dana dari premi dasar tahunan yang akan dibayarkan di tahun tertentu sesuai ketentuan polis.
Patut dipertimbangkan mencari asuransi yang memiliki manfaat proteksi meninggal akibat kecelakaan, minimal memberikan 150 persen dari santunan dasar. Hal ini terutama penting bagi para pencari nafkah, tulang punggung keluarga.
Selain itu, menurutnya instrumen investasi dapat ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan finansial. Selain memperhatikan pertumbuhan investasi hari tua, juga perlu mempersiapkan dana untuk pendidikan anak.
Ia menyarankan agar memilih kombinasi saham dan pasar uang. Jika profil risiko termasuk moderat, maka kombinasi antara saham, obligasi, dan pasar uang dapat menjadi alternatif. Jika dalam perjalanan berinvestasi ternyata terjadi fluktuasi, menurutnya tak perlu khawatir sebab masih ada waktu untuk pulih. (Ant)