Ini Alasan Warga Surabaya Tak Kapok Gunakan Perahu Tambang
Peristiwa perahu tambang terbalik di Jalan Mastrip, Kemlaten, Kecamatan Karangpilang Surabaya pada Sabtu, 25 Maret 2023 lalu tak membuat warga kapok untuk mengunakannya kembali.
Dari pantauan Ngopibareng.id di beberapa titik wilayah Pagesangan, Surabaya, masih banyak warga yang menyeberang menggunakan perahu tambang. Setiap kali angkut, perahu tambang di wilayah tersebut bisa mengangkut sekitar 24 hingga 25 motor dengan penumpangnya.
Seperti yang diungkapkan salah satu warga bernama Daud. Pria berusia 41 tahun ini mengungkapkan bahwa alasannya memilih menggunakan perahu tambang untuk menghindari macet.
"Kalau macet saya nambang (naik perahu tambang), tapi kalau tidak macet di area Kedurus ya tidak nambang. Saya kalau macet aja mbak, soalnya lama kalau macet," terang Daud, Selasa, 28 Maret 2023.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Victor, ia tak ingin memutar terlalu jauh apabila ingin menuju Jalan Raya Mastrip. Untuk itu, perahu tambang dipilih agar akses lebih mudah.
Menurutnya, perahu tambang Pagesangan tergolong lebih aman, karena materi perahu lebin kokoh dan talinya juga lebih kuat.
"Kalau di sini aman, karena talinya kuat dan perahunya juga kokoh," terangnya.
Ia pun merasa perahu tambang aman, asal selalu dirawat dan maintenance dilakukan rutin secara berkala.
"Kalau kemarin itu (perahu tambang) sudah bocor diteruskan. Harusnya kalau bocor libur sehari dibetulkan bukan diteruskan," sesalnya.
Saat ditanya mengenai rencana pembangunan jembatan di kawasan tersebut, Victor mrnyebut itu sudah wacana sejak beberapa tahun lalu, tetapi belum ada realisasi. Karena itu, dengan kejadian ini pemerintah memprioritaskan pembangunan jembatan di area ini.
"Rencana itu mau dibikin jembatan sudah lama banget wacananya. Harapan saya, apa pun itu, ada transportasi yang memudahkan, sehingga kalau muter tidak panjang," kata Pria berusia 40 tahun itu.
Pemilik Perahu Klaim Perahu Aman.
Selain itu, Nanik salah satu pemilik perahu tambang daerah Pangesangan menjamin keamanan angkutan perahunya, karena sudah memiliki sertifikat izin dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Jawa Timur.
Bila dilihat, perahu miliknya memang terbuat dari bahan aluminium yang bisa menahan beban berat, serta tambangnya juga lebih kokoh dan terikat dengan kuat. Serta ada pelampung untuk berjaga-jaga bila dibutuhkan.
Bahkan, perempuan generasi kedua yang meneruskan usaha perahu tambang ini menegaskan, setiap bulannya ada perawatan untuk perahu tersebut.
"Ini setiap bulannya kita rawat, dicek ada bocor atau tidak. Jadi selalu dirawat, tidak hanya dibiarkan saja," terang Nanik.
Perahu tambang miliknya beroperasi lebih dari 24 jam setiap harinya. Bila hujan tetap beroperasi asal tidak ada angin, kalau angin biasanya operasional dihentikan sementara.
"Kalau tarif per orangnya seribu rupiah sekali jalan (menyebrang)," tambahnya.
Perahu tambang yang dipakai saat ini sudah diganti ke empat kalinya sejak beroperasi pada 1962 lalu. Diketahui, Nanik meneruskan usaha sang ayah, Sipan, yang memiliki perahu tambang di kawasan Pangesangan.
Sebelumnya, Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menghentikan sementara waktu operasional perahu tambang, setelah kejadian tenggelamnya perahu penyebrangan di Sungai Brantas, Jalan Raya Mastrip, Sabtu, 25 Maret 2023 lalu.
"Kami sudah koordinasi dengan provinsi dan Balai Besar Wilayah Sungai Provinsi Jatim, sementara kami hilangkan dulu perahunya," kata Eri, Senin, 27 Maret 2023.
Advertisement