Ini Alasan Pengusaha Kecil di Mojokerto Girang Pakai Jargas PGN
Agung Wicaksono adalah salah satu pengusaha laundry di Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajuritkulon, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dalam menjalankan usaha bisnisnya, Agung menggunakan gas dari Perusahaan Gas Negara (PGN). Menurut Agung, biaya yang dikeluarkan lebih irit jika dibandingkan dengan gas LPG.
“Biayanya dulu saat pakai LPG per bulan bisa Rp 2 juta. Sekarang sejak pakai gas PGN lebih irit 40 persen,” kata Agung kepada Ngopibareng.id.
Agung beralih memakai gas PGN sejak 2019. Bagi Agung, selain irit gas PGN aman dan pemakaiannya mudah. Agung tidak perlu membongkar pasang gas LPG. Terlebih, gas PGN mempermudah dan memperlancar usaha laundry–nya.
“Dengan menggunakan PGN usaha laundry saya terbantu. Saya butuh standby menggunakan gas PGN 8 jam lebih untuk mengeringkan dan menyetrika pakaian,” jelas Agung.
Selain untuk bisnisnya, Agung juga mengonsumsi gas PGN untuk mensuplai kebutuhan gas di rumahnya. Sementara, senada dengan Agung, Anik Pritty pengusaha sepatu di Surodinawan mengaku hal yang sama.
Setelah memanfaatkan gas LPG selama 10 tahun, Anik memutuskan beralih ke PGN sejak tahun 2018 lantaran lebih irit. Selain itu, Anik tidak perlu repot mengangkat gas LPG.
“Gas PGN ini enak kita nggak riwa-riwi ganti gas LPG. Dulu sebulan bisa habis 20 tabung sekarang bisa hemat 50 persen,” ujar Anik.
Anik menggunakan gas PGN untuk memanaskan sepatu produksinya. Namun, karena usahanya mandek akibat pandemi, Anik memilih pengalihan gas PGN untuk memasok gas pada kebutuhan rumah tangganya.