Ini Alasan La Nyalla Kembali Maju di Bursa Ketua Umum PSSI
La Nyalla Mahmud Mattalitti maju dalam busa calon Ketua Umum PSSI. Sejumlah pertanyaan mengenai alasan mantan Ketua Umum PSSI periode 2015-2019 itu pun bermunculan. Untuk menjawab pertanyaan seputar itu, La Nyalla punya jawabannya.
“Saya maju karena permintaan voter. Saya hanya menjalankan amanah voter yang menghendaki saya mencalonkan diri dalam bursa kali ini,” kata La Nyalla yang baru saja terpilih sebagai Ketua DPD RI.
Pria berdarah Bugis ini mengaku tak jera meski pernah merasakan pahitnya menjadi Ketua Umum PSSI di era sebelumnya. Maklum, saat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, La Nyalla dihadapkan dengan banyak masalah.
Mulai pembekuan PSSI oleh Menpora, berurusan dengan BOPI terkait kompetisi menyusul larangan mengikutsertakan Persebaya dan Arema yang masih sengketa. Di luar urusan sepak bola, La Nyalla juga diminta mundur oleh para voter setelah ia tersandung kasus dana hibah Kadin Jatim.
La Nyalla mengakui, selain dorongan dari para voter, pencalonan dirinya dalam bursa kali ini karena merasa prihatin dengan kondisi PSSI dan sepak bola Indonesia saat ini. Menurutnya, ia mundur dan Edy Rahmayadi sebagai penerusnya juga mundur, kondisi PSSI semakin tidak menentu.
Atas dasar itu pula, ia merasa terpanggil untuk melakukan pembenahan di seluruh aspek agar roda organisasi PSSI berjalan dengan baik, kompetisi juga lebih baik. Ia yakin, jika kembali diberi amanah, ia akan memperbaiki kondisi persepakbolaan nasional.
“Tidak ada kata kapok jika punya tujuan baik. Saya berangkat dari niat baik, dan akan melakukan yang terbaik untuk PSSI dan sepak bola Indonesia. Jadi Insya Allah hasilnya akan baik,” katanya.
Bagi La Nyalla, ini akan dijadikan momen untuk membersihkan nama PSSI dari tudingan adanya pengaturan skor di era kepemimpinannya yang pertama. Maklum, alasan itu pula yang digunakan Menpora untuk membekukan PSSI, selain juga karena tidak adanya transparansi keuangan.
Nama La Nyalla Mahmud Mattalitti sendiri pernah berkibar tinggi di jagad sepak bola nasional. Pengusaha serta tokoh di Jatim ini tercatat pernah menjadi ketua umum PSSI-KPSI periode 2012-2016.
Dia dipilih oleh mayoritas voter melalui Kongres Luar Biasa yang diprakarsai Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) dalam Kongres PSSI-KPSI pada 18 Maret 2012 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta. Namun setelah KPSI melebur dengan PSSI, La Nyalla didapuk sebagai Wakil Ketua PSSI menggantikan Farid Rahman.
Kemudian pada 18 April 2015, ia terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2015-2019 setelah mengantongi suara terbanyak dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel JW Marriott, Surabaya. Pengusaha dan tokoh besar di Jawa Timur ini mendapatkan total 94 suara, mengalahkan Syarif Bastaman yang hanya mendapatkan 14 suara.
Sayangnya, terpilihnya La Nyalla tak berjalan mulus karena sehari sebelum KLB PSSI di Surabaya digelar, tepatnya 17 April 2015, Menpora Imam Nahrawi lebih dulu membekukan PSSI. Keputusan Menpora ini kemudian menjadi alasan FIFA untuk membekukan PSSI, karena federasi sepak bola dunia itu menganggap adanya intervensi dari pihak ketiga.
Posisi La Nyalla semakin sulit karena tersandung kasus dana hibah Kadin Jatim dan harus menjalani proses hukum. Desakan mundur dari para voter pun kian santer, sehingga pada 3 Agustus 2016 La Nyalla resmi menyatakan mengundurkan diri dari Kursi Ketua Umum PSSI.
Sempat ditetapkan sebagai tersangka kasus penyelewengan dana hibah Kadin Jatim, majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta memvonis bebas Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur La Nyalla Mahmud Mattalitti dan dinyatakan tidak terbukti bersalah melakukan korupsi dana hibah Kadin Jatim 2011-2014 sebesar Rp 5,3 miliar karena uang tersebut telah dikembalikan.