Ini 7 Jenazah Korban Lion Air JT 610 Yang Berhasil Diidentifikasi
Meski minim data, TIM DVI mengidentifikasi 7 jenazah lagi. Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Tk I Kramat Jati, berhasil mengidentifikasi tujuh jenazah penumpang Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang.
Pengenalan jenazah tersebut dilakukan melalui antemortem DNA dan sidik jari. Dengan demikian sampai hari ini junazah penumpang Lion Air PK - LQP yang berhasil diidentivikasi berjumlah 14 jenazah dari 189 penumpang.
DVI dalam siaran pers minggu 4 Nopember 2018 yang ditandatangani Kepala DVI Rumah Sakit Polri Kombes Lisda Cancer, disebutkan tujuh jenazah yang berhasil diindentifikasi tersebut sebagai berikut:
1. Rohmanir Pandi Sagala, laki-laki, usia 23 tahun, beralamat Tangerang, Banten. Teridentifikasi melalui sidik jari dan medis.
2. Dodi Junaidi, laki-laki, usia 40 tahun, beralamat Tangerang Selatan, Banten. Teridentifikasi melalui DNA.
3. Muhamad Nasir, laki-laki, usia 29 tahun, beralamat Cianjur, Jawa Barat. Teridentifikasi melalui DNA.
4. Janry Efriyanto Santuri, laki-laki, usia 26 tahun, beralamat di Jambi. Teridentifikasi melalui DNA dan medis.
5. Karmin, laki-laki, usia 68 tahun, beralamat di Kepulauan Bangka Belitung. Teridentifikasi melalui DNA.
6. Harwinoko, laki-laki, usia 54 tahun, beralamat kelurahan Bogor Utara, Kota Bogor. Teridentifikasi melalui DNA.
7. Verian Utama, laki-laki, usia 31 tahun, beralamat di Petamburan, Jakarta Barat. Teridentifikasi melalui DNA.
"Hari ini seluruh jenazah akan diserahkan kepada keluarga almarhum," kata Kombes Lisda dalam konferensi pers, Minggu 4 November 2018.
Enam penumpang yang teridentifikasi ini berasal dari bagian tubuh yang ada di 24 kantong jenazah yang ditemukan pada hari pertama.
Kepala RS Bhsyangkara Tk I, Musafak, sebelumnya mengatakan, lambatnya tim DVI mengidentifikasi jenazah penumpang Lion Air JT 610, karena minimnya data post mortem.
Meskipun Basarnas telah mengirim 104 kantong jenzah, tidak berati jumlah jenazah yang dievakuasi sama dengan jumlah kantong.
Karena kantong jenazah yang diterima tim DVI, berisi bagian tubuh penumpang, tidak ada yang utuh dan sudah dalam keadaan rusak.
Sedang andalan tim DVI untuk mengidentifikasi jenazah yang sulit dikenali terletak pada sidik jari, gigi dan DNA. Bila ketiga tiganya tidak ada tim kesulitan.
Data antemortem yang sudah diserahkan oleh kelurga penumpang Lion Air JT 610 kepada DVI Polri berjulah 275 data.
"Karena minimnya data postmortem yang dikirim ke Posko DVI, mengakibatkan untuk mengenali jenazah tersebut diperlukan waktu cukup lama," kata Musafak, di RS Polri, Minggu 4 Nopember 2018. (asm)
Advertisement