Ini 5 Pembalap yang Cemas Karena Masa Depannya Tak Jelas
Akhir musim 2024 akan menimbulkan kecemasan bagi sejumlah pembalap MotoGP. Sebab, saat itulah kontrak mereka berakhir, sementara masa depannya hingga kini belum jelas.
Hanya sebagian pembalap yang tetap tenang meski kontraknya akan usai di pengujung musim ini. Sebut saja Fabio Quartararo yang akan bertahan di Yamaha, Francesco Bagnaia bersama Ducati Lenovo dan beberapa pembalap lainnya.
Namun, bagi mereka yang belum mencatatkan prestasi gemilang di musim-musim sebelumnya, kecemasan sudah tentu menghinggapi benak mereka.
Berikut lima pembalap yang diyakini sedang dilanda kekhawatiran besar:
Franco Morbidelli
Franco Morbidelli menghabiskan sepanjang tahun lalu untuk menjawab pertanyaan tentang masa depannya di Yamaha. Benar saja, dia akhirnya digantikan oleh Alex Rins.
Morbidelli pun akhirnya pindah ke Pramac Ducati, yang memberinya motor terbaik di grid. Sayang, periode buruknya di Yamaha ternyata masih berlanjut di tahun ini.
Tahun 2024 berjalan tak sesuai harapan. Morbidelli memulai dengan cara yang paling buruk, setelah cedera serius yang dideritanya pada hari latihan. Cedera itu merampas kesempatannya untuk mengambil bagian dalam tes pramusim MotoGP.
Kini, Morbidelli mengejar ketertinggalan dengan Ducati GP24, mesin yang paling didambakan di grid.
Dia finis di posisi ke-18 dalam dua grand prix pertama. Meski pada dua putaran itu prioritasnya adalah membangun kebugaran fisik dan perasaan dengan motor yang tidak dapat dia sentuh di pramusim, waktu tak akan menunggunya untuk menyatu dengan Ducati.
Morbidelli dituntut beradaptasi lebih cepat dan segera meraih hasil bagus pada putaran-putaran berikutnya. Jika tidak, Morbidelli sangat mungkin terdepak.
Augusto Fernandez
Augusto Fernandez mungkin kehilangan kursi MotoGP musim ini karena gagal menunjukkan bakatnya setelah promosi ke kelas para raja. Ini akan menjadi periode yang sangat sulit mengingat dia adalah juara Moto2 2022, dan rookie MotoGP pada tahun 2023.
Tapi begitulah persaingan di KTM, Fernandez bahkan nyaris dicoret dari daftar pembalap KTM setelah masuknya Pedro Acosta di Tech3 GASGAS. Dengan Pol Espargaro yang justru tersingkir.
Fernandez musti bekerja lebih keras di sepanjang musim ini jika tak ingin kehilangan kursinya di KTM musim depan.
Dia tidak perlu diingatkan tentang KTM yang tak segan-segan memecat pembalap muda jika mereka menemukan rider yang lebih baik.
Fernandez saat ini tertinggal dari rekan setimnya yang sangat bersemangat, Acosta.
Fernandez finis di urutan ke-17 di Qatar dan ke-11 di Portugal, di mana Acosta naik podium.
Joan Mir
Kurang dari empat tahun lalu Joan Mir menjadi jawara MotoGP bersama Suzuki. Masih berusia 26 tahun, Mir berangsur-angsur gagal menempatkan dirinya di antara pembalap top di grid.
Mundurnya Suzuki membuatnya kesulitan. Faktanya, keputusannya menerima pinangan Repsol Honda menjadi mimpi buruk bagi Mir.
Tahun lalu, pengalaman pertama Mir bersama Honda bersama Marc Marquez, sangat buruk. Sehingga sempat terbersit di benaknya untuk pensiun dari balapan kelas utama.
Kini, dengan Luca Marini sebagai rekan setimnya, Honda masih dalam proses untuk meningkatkan performa motor. Sehingga Mir belum punya alasan kuat untuk optimistis bakal segera meraih podium.
Mir tak boleh tercecer pada balapan-balapan selanjutnya bila ingin bertahan. Sebab, jika tidak, keraguan untuk melanjutkan balapan di kelas utama akan semakin meningkat.
Raul Fernandez
Perubahan merek Trackhouse dari RNF berarti masa depan yang cerah bagi tim baru di MotoGP tersebut. Hanya saja, ia bisa jadi korban kerasnya persaingan di kelas para raja ini.
Raul Fernandez merasa sangat rentan dibandingkan rekan setimnya, Miguel Oliveira. Trackhouse mewarisi kedua pembalap saat mereka mengambil alih tim.
Sebab, Trackhouse kini disarankan untuk menggunakan pembalap asal Amerika Serikat di musim depan.
Saat ini, Joe Roberts menjadi kandidat kuat menjadi salah satu dari pembalap Trackhouse pada musim 2025.
Takaaki Nakagami
Tempat Takaaki Nakagami di LCR Honda terancam. Ia berpotensi digantikan pembalap lain bila gagal mengesankan petinggi Honda di sepanjang musim ini.
Pebalap LCR Honda itu hanya menempati posisi ke-19 dan ke-14 di awal musim MotoGP musim ini.
Setidaknya, dia memiliki poin lebih banyak daripada rekrutan baru Repsol Honda, Luca Marini, setelah dua putaran. Bedanya, masa depan Marini terjamin setelah menandatangani kesepakatan jangka panjang.
Nakagami tidak memiliki jaminan seperti itu, dan sudah tertinggal di belakang rekan setimnya yang baru, Johann Zarco.
Honda telah merestrukturisasi staf teknis mereka secara besar-besaran dalam upaya meningkatkan nasib mereka di trek.
Pabrikan Jepang itu juga tak dirahukan bakal berlaku ‘kejam’ di pasar pembalap, jika mereka merasakan peluang untuk mendekati para rider posisi terdepan terbuka.