Ini 4 Titik Rawan Macet Selama Arus Mudik Lebaran 2022 di Blitar
Titik rawan kemacetan lalu lintas di wilayah Kota dan Kabupaten Blitar selama periode mudik dan balik lebaran tahun ini tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan lebaran di tahun-tahun sebelumnya.
Berada di jalur selatan Jawa Timur, terdapat empat titik rawan kemacetan yang semuanya berada di tiga lajur jalan nasional yang menghubungkan Blitar dengan tiga daerah di sekitarnya.
Dinas Perhubungan dan pihak kepolisian setempat memprediksi tekanan arus lalu lintas yang melintasi wilayah Kabupaten dan Kota Blitar berlangsung selama satu pekan mulai H+1 hingga H+6 Hari Raya Idul Fitri 2022.
Simpang Empat Terminal Kesamben
Kepala Unit Patroli Satlantas Polres Blitar Ipda Lutfi menyebut setidaknya terdapat tiga titik rawan kemacetan di sepanjang jalan nasional yang menghubungkan Blitar dengan Malang.
Berdasarkan tingkat kerawanan kemacetan, Lutfi menyebut ruas jalan nasional yang melintas di depan Terminal Kesamben di Desa Kesamben sebagai titik paling rawan kemacetan.
"Di ruas jalan nasional sepanjang sekitar 300 meter dimana terdapat traffic light simpang empat di dekat terminal merupakan titik rawan macet yang antisipasinya kami prioritaskan," ujar Lutfi kepada Ngopibareng.id, Kamis, 21 April 2022.
Kemacetan di titik tersebut, kata Lutfi, dipicu oleh adanya simpang empat dimana kendaraan dari jalan kabupaten menyeberang ruas jalan nasional dan menghambat kelancaran arus lalu lintas ketika tekanan kepadatan lalu lintas sedang tinggi.
Rekayasa lalu lintas akan diberlakukan di ruas tersebut dengan prinsip meminimalisir faktor-faktor yang dapat mengganggu kelancaran arus jalan nasional tersebut.
"Traffic light akan kami matikan, kendaraan dari jalan kabupaten tidak boleh menyeberang atau belok kanan saat masuk ruas itu, dan jalan akan kita sekat di bagian tengah," jelasnya.
Meski dilarang belok kanan ketika masuk ke jalan nasional, kata dia, akan disediakan lokasi putar balik di kedua ujung ruas tersebut.
Simpang tiga Siraman
Sekitar dua kilometer dari ruas Terminal Kesamben ke arah barat atau arah Kota Blitar, terdapat simpang tiga Siraman yang merupakan titik kedua yang rawan kemacetan.
Simpang tiga tersebut merupakan pertemuan jalan nasional dan jalan provinsi menuju atau dari arah Kanigoro. Titik itu rawan macet karena berhimpitan dengan tikungan dengan tanjakan di jalan nasional.
Lutfi mengatakan rekayasa lalu lintas akan diberlakukan di simpang tiga Siraman dengan menutup mulut jalan provinsi dari arus kendaraan masuk ke jalan nasional.
"Outlet kendaraan dari arah Kanigoro yang hendak masuk ke jalan nasional kami pindahkan di simpang tiga yang ada di sebelah barat lagi," ujarnya.
Simpang empat Garum
Masih di lajur jalan nasional yang merupakan jalur utama penghubung Blitar-Malang di sisi barat mendekati wilayah Kota Blitar terdapat simpang empat Garum dengan traffic light yang juga merupakan titik rawan kemacetan.
Lutfi mengatakan rekayasa dengan prinsip yang sama dengan yang akan diberlakukan di simpang empat Terminal Kesamben juga akan diberlakukan di Simpang Empat Garum.
Namun, kata dia, berkaca pada pengalaman periode mudik lebaran sebelumnya, tekanan kemacetan di Simpang Empat Garum lebih ringan.
"Pemberlakuan rekayasa lalu lintas bersifat tentatif bergantung pada situasi di lapangan," kata Lutfi.
Ruas Tugu Rante - Simpang 4 Pakunden
Di wilayah hukum Kepolisian Resor Blitar Kota, ruas antara Simpang Tiga Tugu Rante di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat hingga Simpang Empat dengan traffic light di Kelurahan Pakunden, Kota Blitar merupakan jalur yang rawan kemacetan selama periode mudik lebaran.
Pada fase arus mudik, di ruas tersebut terjadi pertemuan antara kendaraan dari arah Kediri dan arah Tulungagung menuju arah Kota Blitar.
Meski demikian, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Blitar Kota AKP Mulya Sugiharto mengatakan pihaknya tidak akan memberlakukan rekayasa lalu lintas khusus di ruas tersebut.
"Kami akan intensifkan patroli dan penjagaan di ruas itu agar ketika terjadi tekanan arus lalu lintas yang tinggi segera dapat ditangani," kata Mulya kepada Ngopibareng.id, Kamis.
Patroli, kata dia, juga akan menjadi instrumen yang dapat melakukan pengamatan dan penanganan cepat jika terjadi potensi kemacetan di titik tertentu di sepanjang ruas tersebut.*