Ini 2 Langkah Penerapan Disiplin Siswa Saat PTM Tanpa Kekerasan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilakukan di tengah pandemi Covid-19 saat ini memberikan tantangan tersendiri bagi seorang guru. Terutama dalam hal mendisiplinkan siswa.
Pasalnya, PJJ dianggap menghilangkan sebagian besar kontrol guru atas kelola dinamika kelas. Melihat hal tersebut, Ketua Kampus Guru Cikal (KGC) Elisabet Indah Susanti menyampaikan langkah membangun kedisiplinan tanpa kekerasan saat PJJ maupun pembelajaran tatap muka (PTM).
Menurutnya, ada dua langkah esensial untuk menerapkan disiplin siswa selama PJJ maupun PTM.
1. Mengubah Peraturan Menjadi Kesepakatan
Berbeda dengan peraturan, kesepakatan melibatkan kedua belah pihak yakni guru dan siswa dalam proses perumusannya.
“Pertimbangkan pendapat siswa agar kesepakatan tersebut memang merupakan milik bersama. Jika siswa belum terbiasa mengemukakan pendapat, guru bisa memancing pertanyaan. Seperti meminta persetujuan pada poin-poin kesepakatan yang disarankan oleh guru,” jelas Susan, sapaan akrabnya.
Susan mengungkapkan, baik guru maupun siswa, keduanya memiliki hak untuk menyanggah poin-poin yang sedang dirumuskan. Penolakan terhadap masukan satu sama lain adalah hal yang biasa, namun tentu harus disampaikan dengan bahasa yang baik dan tidak menyakitkan hati.
2. Tidak Ada Hukuman Melainkan Konsekuensi yang Logis
Susan menjelaskan, memberikan siswa konsekuensi yang logis akan membuat mereka memahami kerugian apa saja yang diterima ketika membuat sebuah kesalahan.
Misalnya, ia mencontohkan seorang siswa terlambat masuk ke kelas pasca istirahat. Menyuruh siswa lari putar lapangan lima kali bukanlah konsekuensi logis.
“Tanyakan terlebih dahulu apa alasannya terlambat masuk ke kelas. Oh, ternyata karena tidak mendengar ada bel masuk. Lalu tanyakan ke siswa lainnya, kira-kira apa solusinya agar tidak berulang? (Misalnya siswa mengatakan) harus istirahat di tempat yang dekat dengan bel. Selain itu mungkin guru bisa mengajak siswa lain untuk saling mengingatkan ketika bel sudah berbunyi,” papar Susan.
Susan mengatakan, penerapan seperti ini dapat mendorong siswa untuk memperbaiki keadaan juga merupakan bagian dari konsekuensi logis.
“Intinya konsekuensi logis itu merespons kesalahan atau pelanggaran siswa, namun dengan prinsip berhubungan, menghargai, beralasan, dan membantu. Anak bukan dipaksa, melainkan diajak untuk memahami. Baik saat PTM maupun PJJ, kedisiplinan siswa bisa dibentuk melalui cara ini,” tutupnya.