Ingin Sertifikat Pelatihan K3? Kuliah di UNUSA Malah Dapat Lebih Lho
Resiko kecelakaan kerja masih menjadi masalah yang selalu menghantui para pekerja di Indonesia. Angka tingkat kecelakaan kerja yang terjadi terus mengalami kenaikan. Data di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur mencatat, kasus kecelakaan kerja pada tahun 2017 mencapai 21.631. Ini mengalami peningkatan sekitar 200 kasus dibandingkan pada tahun 2016. Sedangkan untuk seluruh Indonesia, Kementrian Ketenagakerjaan mencatat angka kecelakaan kerja selama 2017 mencapai 80.393 kasus.
Tingginya kasus kecelakaan kerja ini disebabkan banyak faktor dan salah satunya adalah masih kurangnya tenaga ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dimiliki perusahaan-perusahaan. Menurut regulasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, jumlah ideal ahli K3 yang seharusnya dimiliki oleh satu perusahaan adalah untuk setiap 50 karyawan minimal harus didampingi 1 tenaga ahli K3.
Berkaitan dengan hal itu, maka saat ini banyak perusahaan yang mengirimkan karyawannya untuk mengikuti pelatihan K3 yang bersertifikat standar nasional. Padahal pada kenyataannya, untuk menjadi ahli K3 sesungguhnya tidak cukup hanya sebatas mengikuti pelatihan saja. Dalam hal ini dibutuhkan keahlian berbasis akademik dengan penguasaan dasar teoritis yang cukup juga. Oleh karenanya, kuliah di jurusan K3 menjadi hal yang sangat penting dan mempunyai prospek kerja yang bagus.
Pada saat ini di Indonesia hanya ada 18 kampus yang membuka jurusan K3. Salah satu yang terbaik di Surabaya adalah Prodi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA).
Meski baru berdiri sejak bulan Agustus 2017, namun Prodi ini sudah memiliki standar kuliah yang keren. Lebih dari 60 persen pembelajaran mahasiswa dilakukan dengan praktikum sisanya teori. Mahasiswa disiapkan selain trampil mengatasi segala kasus kecelakaan kerja tapi juga punya penguasaan teori untuk mengantisipasi pencegahan berbagai resiko akibat kerja. Mahasiswa tidak hanya dididik oleh dosen internal Prodi D4 K3 UNUSA namun juga akan dididik oleh tenaga pengajar yang berasal dari praktisi dan ahli K3.
Untuk tempat praktikum disediakan Laboratorium Hiegine Industrial & Kesehatan milik UNUSA sendiri. Juga melakukan praktikum langsung di lapangan pada rumah sakit milik sendiri yaitu Rumah Sakit Islam (RSI) Jemusari Surabaya dan RSI A Yani Surabaya. Disamping itu juga di berbagai perusahaan yang sudah menjalin kerjasama dengan UNUSA.
Prodi D4 K3 UNUSA telah menjalin kerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur untuk mencetak ahli K3 yang siap kerja di perusahaan-perusahaan besar.
Melalui kerja sama ini mahasiswa Prodi D4 K3 UNUSA dimungkinkan untuk melakukan pembelajaran praktek di perusahaan-perusahaan yang telah menjadi mitra kerjasama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur serta pengajar yang sudah ahli. Sehingga mahasiswa tidak bingung lagi untuk mencari perusahaan-perusahaan untuk tempat prakteknya.
Tak hanya itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur juga menyediakan Unit Pelaksana Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (UPTK3) yang bisa digunakan untuk mendukung praktek mahasiswa.
Menurut Ketua Prodi D4 K3 UNUSA, Muslikha Nourma R, SKM., M. Kes, Saat ini Prodi D4 K3 UNUSA juga telah bekerja sama dengan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) untuk mendapatkan lisensi sertifikasi Profesi K3.
“Jadi di akhir kelulusannya kelak, mahasiswa tidak hanya mendapatkan ijazah dan transkip nilai, tapi juga dibekali Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) dan sertifikat keahlian K3," kata Nourma.
Untuk tempat program magang, selain di perusahaan-perusahaan yang telah menjalin kerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, mahasiswa UNUSA juga bisa magang pada perusahaan yang telah berkerjasama langsung dengan UNUSA.
"Sekarang ini kami sedang melakukan proses penambahan tenaga dosen baru, proses MOU dengan perusahaan BUMN dan BUMD sehingga mahasiswa nantinya bisa magang di perusahaan tersebut," ujar Nourma. (adv/frs)