Ingin Pecah Belah NU Hadapi Banser Dulu
Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mulai mewaspadai aksi-aksi demontrasi berkaitan Muktamar ke-34 NU seperti di depan Gedung PBNU Jakarta Pusat, Jumat 3 Desember 2021. Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser Hasan Basri Sagala mensinyalir, demo-demo yang marak belakangan ini cenderung bertujuan menyerang pribadi tokoh bukan dalam kerangka membangun organisasi NU ke depan menjadi lebih baik.
“Banser terus mewaspadai pihak-pihak yang berupaya menebar fitnah, mengadu domba dan merongrong persatuan warga NU. Kepada mereka kami ingatkan, jika tujuan mereka untuk memecah belah NU maka Banser akan bertindak tegas dan di barisan terdepan menghadapi mereka,” tegas Hasan Basri di Jumat 3 Desember 2021.
Hasan menandaskan, Banser pada prinsipnya tidak pernah antipati dengan aksi-aksi demonstrasi oleh sekelompok elemen yang mengaku bagian dari NU. Sebab sejak awal Banser telah berkomitmen untuk menghargai aksi demo karena sebagai bagian kebebasan menyatakan pendapat di muka umum yang dilindungi undang-undang.
Meski demikian, Hasan meminta agar jika aksi-aksi tetap digelar maka harus dalam koridor hukum. Tak hanya itu, sebagai sesama warga nahdliyin, dia meminta sudah semestinya aksi demo dilakukan dengan santun dan menjaga sikap saling menghormati. Menurut dia, sangat tidak pantas jika ada warga NU berdemo dengan mengolok-olok para kiai yang sejatinya menjadi panutan umat selama ini.
“JIka sifatnya sudah menyerang pribadi maka Banser pasti tidak akan tinggal diam. Kami akan sepenuhnya menjaga kiai, jangan sampai marwah mereka tercederai gara-gara demo yang mungkin hanya memiliki tujuan dan kepentingan sangat pendek serta pragmatis,” tegasnya.
Untuk menjaga keselamatan dan marwah para kiai itu, saat ini pihaknya juga menginstruksikan kepada anggota Banser di daerah untuk menjaga keamanan para tokoh-tokoh panutan NU. Hal ini seperti dilakukan anggota Banser Kota Surabaya yang menjaga 24 jam kediaman Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di Ponpes Miftachus Sunnah di Jalan Kedung Tarukan, Pacar Kembang, Kota Surabaya. Penjagaan digelar hingga Muktamar ke-34 di Lampung berlangsung.
“Ini murni inisiatif Banser sebagai tanggung jawab menjaga kiai. Bahkan KH Miftach sendiri kaget ketika kediamannya dijaga Banser, tapi setelah dijelaskan beliau akhirnya memahami,” terang Hasan Basri.
Advertisement