Ingin Jadi Dokter Kulit, Kini Dokter Vivin Tangani Retina di RSMU
Gagal mewujudkan impian menjadi seorang dokter ahli kecantikan kulit, langkah dokter Noviana K. Vivin tak otomatis terhenti.
Kini dokter yang akrab disapa Dokter Vivin, SpM itu mengabdikan diri sebagai dokter spesialis mata di RS Mata Undaan Surabaya (RSMU). Dokter Vivin menjadi salah satu dokter yang fokus pada sub divisi vitreoretina.
"Kalau jadi dokter memang sudah cita-cita, tetapi dulu pengen jadi dokter kulit, dokter paru juga sempat kepikiran, ingin juga dulu menjadi dokter kandungan. Tetapi akhirnya memutuskan untuk jadi dokter mata, karena meskipun bagian kecil dalam tubuh tapi menanganinya banyak sekali," ujar dokter lulusan FK tahun 2008 ini.
Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Unair, dokter Vivin pun melanjutkan pendidikan spesialis mata di tempat yang sama pada tahun 2010. Dari sinilah ia semakin mengetahui bahwa mata yang kecil memiliki keluhan dan penanganan yang beragam.
"Bagian kecil penanganannya luar biasa banyak sekali. Apalagi bagian retina terdalam dalam mata kita. Pemeriksaan lebih detail dan tajam tidak lepas dari alat canggih," ujar dokter Vivin.
Usai dinyatakan lulus dari pendidikan spesialis, dokter Vivin lantas bergabung di RSMU sejak tahun 2015. Tiga tahun bergabung di RS Mata terbesar di Indonesia Timur itu, dokter Vivin memutuskan untuk melanjutkan pendidikan sub spesialis vitreoretina di RSCM Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), dan dilanjutkan kursus mengenai retina pada tahun 2019.
Baginya setelah bertahun-tahun menekuni bidang vitreoretinal banyak hal yang ditemui, karena retina yang bentuknya kecil tetapi penanganannya sangat beragam.
"Retina mata itu sesuatu luar biasa ciptaan Allah luar biasa tidak ada habisnya untuk dibahas, setiap orang kondisi berbeda, setiap kasus punya tantangan masing2, pasti beda. Luar biasa ciptaan seperti ini yang hebat alat untuk membuat operasi retina. Mata sekecil itu dimasukkan alat untuk proses pengobatan," terangnya.
Saat ini, setiap harinya dokter Vivin bisa melakukan operasi untuk kasus retina pada 5 sampai 6 pasien. Meski demikian, ada satu kasus yang dirasa cukup sulit dan tidak akan dilupakan. Kasus tersebut terjadi sekitar tahun 2019 silam.
"Waktu itu ada cacing masuk ke retina, sekitar tahun 2019. Itu waktu awal masuk sub vitreoretina, jadi bertanya-tanya gimana kok sampai ada cacing di dalam retina. Tetapi akhirnya berhasil dikeluarkan dengan cara operasi," tambahnya.
Dokter berusia 39 itu berharap bisa selalu membantu pasien mata, terutama yang memiliki keluhan pada retina.
"Karena kebanyakan penyakit retina terjadi kebutaan banyaknya permanen bikin sedih karena tindakan yang dilakukan tidak bisa jadi normal lagi. Kebanyakan yang dirujuk di RSMU sudah parah kondisinya dan usianya sudah lanjut. Pengobatan yang dilakukan untuk mencegah keparahan dan memperbaiki kualitas penglihatannya," tandasnya.
Advertisement