Ingin Diperlakukan Adil, Gus Yahya: Umat Islam Harus Berbuat Adil
KH Yahya Cholil Staquf, Katib Am PBNU mengatakan, jika umat Islam Indonesia ingin saudaranya yang ada di negara-negara mayoritas non-Muslim diperlakukan adil, maka mereka harus berlaku adil terhadap minoritas non-Muslim di sini.
“Kalau kita mendiskriminasi non-Muslim di Indonesia, ya jangan ngamuk-ngamuk kalau umat Islam di India dikepruki wong (dipukuli orang) gara-gara menyembelih sapi,” kata Gus Yahya, panggilan akrab putra Kiai Cholil Bisri al-Rembangi ini, dikutip ngopibareng.id, Rabu (18/4/2018).
Ia mencontoh, umat Islam Indonesia ribut-ribut soal boleh atau tidaknya kepala daerah non-Muslim. Bagi dia, konsep tentang pemimpin juga sesuatu yang ‘tidak jelas.’ Artinya, terjadi khilafiyah (perbedaan pendapat) antar ulama.
“Ini (haram memilih kepala daerah non-Muslim) akan menjadi penyakit peradaban kalau diteruskan,” ujarnya.
Mereka yang mengharamkan kepala daerah non-Muslim misalnya beralasan bahwa wilayah ini adalah mayoritas Muslim. Maka dari itu sudah seharusnya dipimpin oleh seorang Muslim. Berbeda jika wilayah tersebut mayoritas non-Muslim.
“Tidak bisa begitu. Dunia kan tidak bisa dipisah-pisah,” ucapnya.
Ia menyebutkan, total umat Islam di seluruh dunia hanya seperempat dari populasi global. Seyogyanya, umat Islam tidak melakukan diskriminasi terhadap non-Muslim yang menjadi minoritas di wilayahnya, jika mereka tidak ingin hal yang sama menimpa saudara mereka di tempat lain.
“Dunia sudah terglobalisasi. Yang terjadi di sini akan menentukan apa yang terjadi di tempat lain,” jelasnya. (adi)