Inggris Bongkar Data Pribadi yang Diambil Tiktok
Inggris melarang pegawai negeri sipil dan juga pekerja di kementerian, untuk menggunakan Tiktok di telepon seluler mereka. Mereka menyebut sejumlah data pribadi warga Inggris, telah diambil dan disimpan Tikyok. Kebijakan ini menyusul tindakan serupa oleh Amerika Serikat dan Komisi Uni Eropa.
Pengumuman ini disampaikan pada Kamis, 16 Maret 2023, oleh Sekretaris Kabinet di parlemen. "Keputusan akan segera dijalankan," kata Oliver Dowden, dikutip dari The Guardian.
Sikap itu diambil mengikuti hasil review yang dibuat oleh Pusat Keamanan Siber Nasional. Mereka merekomendasikan agar Tiktok tidak dipakai pada gawai yang difasilitasi oleh pemerintah, tetapi tidak melarang bila dipakai pada gawai milik pribadi. "Ini adalah aturan yang bertujuan spesifik, pada gawai milik pemerintah," lanjutnya.
Dowden melanjutkan, jika Tiktok meminta penggunanya memberikan izin untuk mengakses data yang tersimpan pada gawai. Data itu disebutnya diambil dan disimpan oleh perusahaan.
Izin itu juga memungkinkan Tiktok mengakses data lain, seperti kontak, konten pengguna, dan data geolokasi.
Sementara, langkah itu disambut dengan kecewa oleh Tiktok. "Kami yakin larangan ini berasal pada salah paham dan dipengaruhi oleh kondisi geopolitik, di mana Tiktok dan jutaan pengguna kami di Inggris, tidak memiliki andil. Kami tetap berkomitmen untuk bekerja dengan pemerintahan, untuk mengatasi masalah ini," kata pernyataan Tiktok.
Tiktok juga mengaku memiliki rencana komprehensif untuk melindungi pengguna data di Eropa, termasuk menyimpan data warga Inggris di pusat data Eropa, serta melibatkan pihak ketiga yang independen untuk mengawasi kerja Tiktok.
Meski, Tiktok juga mengakui jika data pribadi dari pengguna di Inggris, saat ini disimpan di luar negeri, termasuk di China. Tujuannya untuk memudahkan staf Tiktok melakukan sejumlah fungsi penting dari aplikasi.