Infrastruktur Stadion Klub Indonesia Masih Jauh dengan Spanyol
Pelatih Persebaya, Djajang Nurdjaman menilai infrastruktur sepakbola Indonesia kalah jauh dari Eropa.
Ia menyebut, stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya misalnya, masih kalah dibanding dengan tim level kedua di Spanyol.
Seperti diketahui, Djanur baru saja pulang dari Spanyol. Selama di sana, Dianur tak hanya menjalani kursus pelatih lisensi AFC Pro, tapi juga mengamati infrastruktur sejumlah stadion milik klub-klub di Negeri Matador itu. Maka itu, pelatih asal Majalengka ini bisa memberikan penilaian dan perbandingan.
“Salah satu perbedaan adalah infrastruktur, karena kita belum memiliki lapangan latihan, di Indonesia juga tidak ada klub yang memiliki kamp,” kata Djanur.
Meski kalah soal itu, Djanur memuji fasilitas rumput yang dimiliki oleh Stadion GBT yang hampir sama seperti rumput milik lapangan klub-klub asal La Liga, Spanyol, Deportivo Alaves salah satunya.
“Di dalam lapangannya, terutama kondisi rumputnya hampir menyamai, walaupun kapasitasnya masih kalah besar juga, tapi boleh dikatakan mirip meski dari jauh,” lanjut eks pelatih PSMS Medan itu.
Saat ini, Persebaya masih harus berpindah-pindah tempat latihan. Hal ini lantaran Stadion GBT juga tidak setiap hari bisa digunakan untuk latihan, karena GBT bukan milik Persebaya, melainkan milik Pemkot Surabaya.
Bukan hanya itu, untuk latihan fisik di gym saja, Persebaya juga masih menyewa ke pihak swasta. Sedangkan standar tim profesional tentu harus memiliki stadion pribadi dan tempat latihan yang memadai. (hrs)