Influencer Kadam Sidik Sampaikan Kiat Aman di Lingkungan Digital
Influencer Dakwah Digital, Kadam Sidik, menyampaikan tiga kiat untuk bisa aman berada di lingkungan digital yang saat ini memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan.
"Besarnya pengaruh lingkungan itu disebut Nabi bahwa fitrah manusia itu lahir dalam keadaan suci, tapi orang tua (lingkungan) yang menjadikan Yahudi, Nasrani, dan sebagainya," katanya di hadapan jamaah Majelis Subuh Generasi Z Islami (GenZI) di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS), Minggu 2 Juli 2023.
Saat berbicara di hadapan sekitar 1.000 jamaah Majelis Subuh GenZI (MSG) yang digelar rutin setiap minggu pertama setiap bulan itu, Kadam Sidik menyebut lingkungan yang berpengaruh besar saat ini adalah handphone/HP, karena Generasi Z menikmati 10-15 jam/hari.
"Dunia digital adalah dunia tontonan, dunia pendengaran, scroll, sehingga pendakwah sekarang juga harus menguasai dunia digital, karena pengaruhnya sangat besar," katanya dalam acara yang dibuka Ketua BPP MAS DR KHA Sudjak MAg itu.
Dalam MSG bersama Imam Besar MAS Ust. H. Ahmad Muzakky Al Hafidz itu, ia menyarankan tiga kiat untuk bisa aman berada di lingkungan digital yakni Arifun lin-nafsi (tahu diri/tahu kapasitas keilmuan), yutsbid/itsbad (verifikasi), dan arif li waqiq (tahu kondisi).
"Arifun lin-nafsi atau tahu diri dan tahu kapasitas keilmuan itu, misalnya level ilmu itu ada 10 level, tapi ilmu saya masih sampai level 6, maka ilmu yang perlu saya sampaikan adalah level 1-5, jadi kita membahas apa yang kita tahu saja, maka hal itulah yang disampaikan," katanya.
Dalam MSG yang sudah dua kali diadakan setelah Ramadhan 1444 H/2023 itu, Kadam Sidik yang merupakan GenZI asal Madura itu mengkritisi ilmu yang saat ini beredar di media sosial (dunia digital) yang ngawur tanpa level, tapi sok tahu.
"Kita sekarang hidup di zaman orang yang sok bicara pada topik yang dia sendiri nggak tahu. Ada dokter membahas fiqih/agama, sebaliknya ada pakar agama bahas soal kedokteran, contohnya pemuka agama yang bicara corona sangat detail. Keduanya nggak masuk akal," katanya.
Selain tahu diri, GenZI yang alumni UINSA Surabaya itu menyebut kiat kedua yakni "yutsbid/itsbad" atau verifikasi. "Dengn arus informasi yang membanjir saat ini, semua informasi bisa datang dari mana pun tanpa kita tahu benar atau salah, karena itu referensi juga perlu verifikasi, jangan asal dengar, lalu share," katanya.
Kiat ketiga adalah "Arif li waqiq" atau tahu kondisi sekitar. "Kapan perlu bicara atau ngomong juga penting, jangan ada orang keguguran, lalu kita bilang Rasulullah menganjurkan banyak ada. Atau, ada korban tsunami yang sedang susah, lalu kita bilang kalian banyak dosa, kalian pendosa," katanya.
Selain tiga kiat untuk aman dalam menyikapi lingkungan dengan pengaruh besar itu, Kadam Sidik juga menyarankan untuk memilih teman atau informasi yang baik.
"Kalau nggak ada teman yang baik ya lebih baik sendirian. Kalau mendekati teman yang tidak baik, maka ukurannya, apakah kita bisa dominan/mempengaruhi atau tidak. Apalagi, medsos sekarang juga banyak informasi sesat. Kalau kita tidak punya ilmu ya cari guru di lingkungan kita yang benar-benar ahli," katanya.
Dalam acara yang juga dihadiri inisiator SMG Helmy M Noor itu, Imam Besar MAS Ustaz H. Ahmad Muzakky Al Hafidz menyampaikan perlu membedakan informasi dengan ilmu. Kalau informasi bisa dicari dimana saja, tapi kalau ilmu perlu guru atau silsilah guru yang terjamin.
"Itu karena guru itu bukan hanya pemberi ilmu tapi juga pembimbing dan penanggungjawab keilmuan hingga akhirat. Majelis ilmu itu juga punya berkah, seperti info dari mas Kadam Sidik bahwa majelis atau riil live itu punya daya serap hingga 70 persen, sedangkan informasi medsos hanya maksimal diserap 30 persen," katanya.
Dalam MSG bertema "Spirit influencer GenZI" itu, Kadam Sidik menerima cenderamata dari jurnalis Edy M Yakub berupa buku bertajuk "Kesalehan Digital" yang memetakan 12 plus-minus dunia digital dengan 60-70 persen pengaruh minus/negatif disertai tiga panduan untuk "selamat" yakni sanad, matan, dan rawi. (*/MAS)