Inflasi Banyuwangi 0,07 Persen, Indikator Ekonomi Mulai Tumbuh
Pada bulan Oktober 2020 Kabupaten Banyuwangi mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Bank Indonesia (BI) menilai inflasi ini menunjukkan pemulihan perekonomian daerah mulai bergerak. Hal itu disampaikan Kepala Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo pada pertemuan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Pendopo Sabha Swagata, Senin, 9 November 2020.
Hadir di acara tersebut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kepala BPS Banyuwangi Tri Erwandi dan Pimpinan Bulog Cabang Banyuwangi Yusri Pakke. HLM kali ini menjadi yang pertama pasca Banyuwangi dinobatkan sebagai kabupaten pengendali inflasi terbaik nasional oleh pemerintah pusat.
Hestu menjelaskan, inflasi sebenarnya bukanlah sesuatu yang harus selalu dikhawatirkan dan ditakutkan. Sebab, inflasi juga menjadi penanda adanya pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Apalagi di masa pandemi semacam ini. Inflasi menunjukkan adanya kegiatan supply dan demand yang berjalan.
"Namun yang harus diperhatikan adalah angka inflasi harus terjaga pada tingkat yang diharapkan, caranya dengan pengendalian. Karena jika di suatu daerah angka inflasinya terlalu tinggi atau terlalu rendah berarti ada masalah pada perekonomian daerah tersebut,” ujarnya.
Di masa pandemi saat ini, sejumlah daerah di Jawa Timur mengalami deflasi, masuk ke angka minus. Propinsi Jatim sendiri juga mengalami deflasi hingga Oktober, termasuk Banyuwangi juga mengalami deflasi di bulan Agustus dan September. Pada bulan Oktober ini, Banyuwangi sudah keluar dari deflasi, dengan mengalami inflasi sebesar 0,07 persen.
"Ini menunjukkan perekonomian daerah mulai bangkit dan bergerak. Hal ini sesuai dengan laporan BPS di mana sektor pariwisata daerah mulai bergeliat dan berangsur pulih. Bidang akomodasi, makanan dan minuman juga terus mengalami kenaikan,” jelasnya.
Hestu pun berharap kondisi tersebut bisa terus digerakkan agar perekonomian daerah bisa kembali maju seperti sebelum terjadinya pandemi dengan tetap menjaga inflasi daerah.
“Kuncinya adalah pengendalian yang harus kita lakukan bersama. Dimana upaya perbaikan perekonomian terus dilakukan, namun harga-harga komoditas juga tetap dijaga agar inflasi kendali,” sambungnya.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan apresiasi atas pendampingan dan supervisi terhadap pelaksanaan pengadalian inflasi di daerah yang dilakukan BI Jember. Anas berharap sinergi daerah dengan segenap stakeholder dalam melakukan upaya pengendalian inflasi terus mendapatkan dukungan dari BI.
“Terima kasih pada BI yang selalu mendampingi kami dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah. Hingga Banyuwangi dianugerahi penghargaan sebagai kabupaten pengendali inflasi terbaik nasional,” ujar Anas.
Terkait mulai pulihnya perekonomian daerah khususnya bidang pariwisata, menurut Anas hal ini tidak lepas dari upaya adaptasi dengan protokol baru di semua sektor pariwisata yang dilakukan oleh Banyuwangi. Karena di era pandemi saat ini kuncinya adalah memberikan jaminan kesehatan dan keamanan bagi wisatawan dan ini yang kami lakukan.
"Banyuwangi telah menerapkan standar baru dengan mensertifikasi sesuai protokol kesehatan sebagai upaya menciptakan pariwisata yang bersih, sehat, dan aman bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi,” pungkas Anas.