Induk Ular Piton Mati Hangus Akibat Kebakaran Hutan di Riau
Tim gabungan menemukan seekor induk ular piton mati terpanggang bersama 12 telurnya, akibat kebakaran lahan gambut di Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, Senin siang.
Bangkai ular tersebut pertama kali ditemukan oleh petugas pemadam kebakaran gabungan yang berusaha memadamkan kebakaran lahan di lokasi itu.
Tim gabungan yang berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terdiri dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru, TNI dan Polri. Tim pemadam kesulitan memadamkan kebakaran lahan gambut karena sumber air jauh dari lokasi titik api.
Komandan Regu BPBD Pekanbaru, F. Zabua, menyatakan luas lahan terbakar diperkirakan mencapai setengah hektare. Belum dipastikan penyebab kebakaran lahan, namun ia mengatakan di sekitar lokasi terdapat gubuk-gubuk liar yang dibangun warga.
Panjang ular piton tersebut diperkirakan mencapai empat meter. Posisi ular ditemukan sudah mati dengan kondisi melingkar untuk melindungi telur-telurnya.
Ada 12 telur yang ditemukan di bawah bangkai ular itu. Petugas memindahkan bangkai ular tersebut ke tepi jalan.
Ular piton atau sanca termasuk reptil yang dilindungi sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan pemerintah (PP) No. 7 tahun 1999.
Sementara itu, prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Yudhistira, menyatakan hasil pantauan satelit pada Senin petang menunjukkan ada 65 titik panas di Riau yang jadi indikasi awal karhutla.
Titik panas paling banyak di Kabupaten Pelalawan dengan 22 titik, kemudian di Bengkalis (10 titik), Indragiri Hilir (8), Siak (7), Kepulauan Meranti (6), Dumai (5), Rokan Hilir (4), Indragiri Hulu (2), dan Kampar (1). (ant)