Indopol Survey: Yuhronur Efendi Berpeluang Lawan Kotak Kosong Pilkada Lamongan 2024
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi sebagai bakal calon bupati (bacabup) petahana berpeluang melawan kotak kosong di ajang Pilkada Lamongan 2024. Bahkan, ketika harus berhadapan dengan kotak kosong, tetap memenangi pilihan.
Prediksi itu diungkapkan Direktur Indopol Survey, Ratno Sulistyanto, mengingat hasil survei yang dilakukan, elektabilitas bupati yang akrab disapa Pak Yes ini masih kokoh berada di urutan puncak.
Jauh meninggalkan sejumlah nama yang muncul sebagai bacabup dengan angka 47,50 persen. Posisi ke dua disusul Suhandoyo dengan 11,00 persen; Abdul Ghofur 5,50 persen; dan Ahmad Sandi 3,17 persen; Kartika Hidayati 2,83 persen. Debby Kurniawan dan Abdul Rouf 1,00 persen; Khusnul Yaqin 0,17 persen.
"Responden dan yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 25,33 persen," jelasnya saat konferensi pers di Lamongan, Selasa 2 Juli 2024.
Angka 47, 50 persen ini meningkat pesat menjadi 55,67 persen jika digabung dengan hasil survei dengan parameter terkait tingkat kepuasan kinerja Pak Yes selama menjadi bupati. Bahkan, trennya cenderung naik mulai bulan November 2023 hingga bulan Juni 2024 sebesar 15.0 persen.
Ratno lebih jauh menjelaskan, survei elektabilitas ini dilakukan dengan sistem top of mind atau bertanya langsung tanpa bantuan gambar atau foto kandidat yang disurvei.
Pelaksanaan survei pada 16-22 Juni 2024. Responden 600 tersebar di 27 kecamatan yang ada di Lamongan. Dengan margin of error 4,00 persen.
Survey menyebutkan 11 kandidat yang disimulasikan pada survei potensi calon Bupati Lamongan. Diantaranya Yuhronur Efendi, Suhandoyo, Abdul Ghofur, Ahmad Sandi, Kartika Hidayati, Debby Kurniawan, Abdul Rouf, Imam Mukhlisin, Husnul Aqib, Wahid Wahyudi dan Khusnul Yaqin.
Selain itu, lanjut Ratno, Indopol Survey juga melakukan simulasi bertingkat. Jika 10 nama itu menjadi calon bupati, maka Yuhronur Efendi memperoleh 55,67 persen Suhandoyo 18,17 persen, Abdul Ghofur7,83 persen. Bila ada tujuh calon maka Yuhronur Efendi memperoleh 56,3 persen; Suhandoyo 24,3 persen; dan Abdul Ghofur 10,5 persen.
"Semakin sedikit jumlah kandidat yang bertarung, maka elektabilitas petahana mengalami kenaikan signifikan dan dominan. Kondisi ini memberikan peluang keterpilihan kembali petahana tidak terbendung dan memungkinkan akan melawan kotak kosong," tandasnya.
Ratno Sulistyanto menambahkan, hasil survei ini masih bisa berubah karena faktor visi misi, pemberian uang, ajakan orang tua, ulama, pimpinan dan calon tersebut tidak dapat tiket partai politik.
Juga ketika petahana bersaing dengan calon kejutan. Artinya, muncul nama calon di luar nama-nama bakal calon yang selama ini muncul. Kalau bakal calon masih nama-nama yang sekarang ini muncul, calon petahana tetap tidak tertandingi.
"Calon dari luar itu harus terkenal. Seperti artis atau tokoh lainnya. Jika tidak, sangat beras karena butuh tenaga dan biaya ekstra besar dan belum tentu menang. Kecuali ada tsunami politik," pungkasnya.
Advertisement