Indonesia Tawarkan 3 Proyek Investasi Energi Terbarukan ke Jepang
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Tokyo menggelar Indonesia–Japan Business Forum (IJBF) ke-2 bertema Peluang Kerja Sama di Sektor Energi Baru dan Terbarukan pada Selasa 19 Oktober 2021.
Indonesia menawarkan 3 (tiga) proyek investasi di bidang energi terbarukan yang telah dikurasi secara clean and clear oleh Bank Indonesia dan Kantor perwakilan BKPM di Tokyo.
Ketiga proyek tersebut adalah Refuse Derived Fuel Plant Bantar Gebang yang dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta, Minihydro Power Plant di Banyumas dan proyek Waste-to Energy di Semarang.
Acara virtual yang dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi ini menghadirkan pembicara Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKe) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dan Kepala Kantor BI Tokyo Hilman Tisnawan.
Dubes Heri Akhmadi memastikan KBRI Tokyo terus mendorong kerja sama konkret di sektor energi terbarukan untuk lebih memperkuat kerja sama bilateral Indonesia-Jepang.
"Saya mendorong terus terjalinnya kerja sama konkret di sektor energi terbarukan untuk mempercepat transisi energi yang telah dicanangkan kedua negara. Kerja sama energi terbarukan adalah arah ke depan kerja sama bilateral Indonesia-Jepang," kata Dubes Heri Akhmadi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan ini saat yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia.
"Ekonomi Indonesia tumbuh tinggi 7,07% pada kuartal 2 tahun ini, jauh melewati prediksi. Berbagai kebijakan moneter dan fiskal juga telah diterapkan guna mendukung transisi ke ekonomi hijau, antara lain melalui green sukuk yang dikeluarkan sejak 2018," ujar Gubernur Perry.
Sementara itu, Dirjen EBTKe Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menegaskan kembali komitmen Pemerintah Indonesia untuk pencapaian target carbon neutral pada 2060 melalui Grand Strategi Energi Nasional.
IJBF ke-2 dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari kalangan bisnis Jepang. Kegiatan dilanjutkan dengan 1 on 1 meeting untuk menjelaskan skema kerja sama secara lebih detail dengan sejumlah investor Jepang.
Forum bisnis ini didukung sejumlah organisasi dan asosiasi bisnis, antara lain Japan Indonesia Association (JAPINDA) dan Jakarta Japan Club (JJC).